Tabloid-Nakita.com - Tren masyarakat menyantap plasenta atau ari-ari bayi bagi perempuan yang habis melahirkan terus berkembang. Sebut saja sejumlah selebriti seperti Kim Kardashian, Alicia Silverstone, dan Kourtney Kardashian mengonsumsi ari-ari mereka sendiri usai anak-anak mereka dilahirkan. Konon, mereka merasakan manfaat seusai mengonsumsi plasenta.
Baca : Duh, Kim Kardashian makan ari-arinya sendiri usai melahirkan
Bahkan, sebuah praktik bernama Plasentophagy menganjurkan para ibu mengkonsumsi plasenta yang keluar dari kandungannya. Sejumlah kalangan mengklaim konsumsi itu bisa meredakan sakit pasca melahirkan, membantu produksi air susu ibu, meningkatkan energi dan mempererat ikatan ibu dan anak. Selain itu, kandungan darah dalam plasenta diklaim mampu menambah zat besi tubuh sang ibu.
Namun, sejumlah studi di Amerika Serikat dan Inggris menyatakan menyantap plasenta rupanya tidak bermanfaat bagi kesehatan, bahkan mengonsumsi plasenta dapat berbahaya bagi kesehatan.
Dikutip dari Parents.com, Selasa (15/12/2015) pagi, berikut sejumlah risiko memakan plasenta usai melahirkan:
1. Plasenta bisa terkontaminasi
Mengonsumsi plasenta berbahaya bagi kesehatan. Sebelum Mama melahirkan, plasenta berfungsi sebagai filter, menjaga hal-hal yang berbahaya jauh dari bayi Mama. Maka, beberapa bakteri misalnya, masih terkandung dalam plasenta.
"Dalam rahim, plasenta hampir seperti filter, menyaring hal-hal yang tidak harus bayi dapatkan, termasuk bakteri. Lalu apakah Mama akan menelan itu?" kata Titi Otunla, bidan bersertifikat di Texas Children's Pavilion for Women di Houston.
Proses kelahiran juga melibatkan banyak sekali cairan tubuh dan kemungkinan kontaminasi sangat besar. "Plasenta dapat terinfeksi, dan vagina tidak steril," kata Francis Marra, penulis dari Mommy MD Guides.
"Perempuan sering buang air besar selama persalinan, dan ada bakteri lebih banyak lagi dalam kotoran, yang dapat mengontaminasi plasenta selama kelahiran. Mengapa Mama ingin mengambil risiko memasukkan agen-agen menular kembali ke (tubuh) Mama?" ucap Marra.
Hal ini diamini juru bicara Perhimpunan Dokter Ginekologi dan Obstetri Inggris, Daghni Rajasingam, tidak menganjurkan para ibu mengkonsumsi plasenta. "Apa yang dilakukan perempuan dengan plasenta adalah pilihan, tapi saya tidak menyarankan itu dikonsumsi."
Tim peneliti Universitas Nortwestern Amerika Serikat juga menyanggah asumsi manfaat memakan plasenta. Hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Archives of Women's Mental Health menyatakan bahaya konsumsi plasenta. Virus atau bakteri plasenta yang dimakan bisa meracuni tubuh.
Selain berfungsi melindungi janin, plasenta juga berfungsi menyerap racun dan bahan pencemar yang masuk ke dalam perut ibu. "Perempuan yang melakukan plasentophagy bersedia mengonsumsi sesuatu tanpa bukti mengenai manfaat dan informasi potensi risiko terhadap diri mereka sendiri dan bayinya," kata psikolog Universitas Northwestern, Cynthia Cole.
Baca : Ingin cepat langsing langsung usai melahirkan. Begini caranya
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
KOMENTAR