Anak yang mengalami stunting berisiko mengalami keterlambatan dalam kemampuan belajar, berbicara, dan kemampuan intelektual lainnya.
Jika calon orang tua tidak memiliki pengetahuan tentang stunting, mereka mungkin tidak sadar bahwa stunting dapat mengurangi potensi anak dalam hal perkembangan otak dan kemampuan belajar di masa depan.
Hal ini tentu akan berdampak pada prestasi akademik dan produktivitas anak saat dewasa.
Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih lemah.
Ini membuat mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit, seperti infeksi saluran pernapasan, diare, dan penyakit infeksi lainnya.
Kondisi ini semakin memperparah status kesehatan anak, yang akhirnya dapat mengganggu perkembangan fisik dan mentalnya.
Calon orang tua yang tidak memiliki pengetahuan tentang stunting mungkin tidak menyadari pentingnya memberikan ASI eksklusif, makanan pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas, serta perawatan kesehatan yang optimal untuk anak.
Akibatnya, anak berisiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan yang dapat berdampak jangka panjang.
Stunting memiliki dampak jangka panjang yang tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga oleh masyarakat dan negara.
Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki kemampuan kognitif yang lebih rendah, yang akan mempengaruhi produktivitas mereka di masa dewasa.
Secara ekonomi, mereka mungkin tidak dapat bersaing dengan individu yang tumbuh dengan nutrisi yang cukup dan pertumbuhan yang optimal.
Baca Juga: Apakah Stunting pada Anak Terjadi karena Genetik? Ini Penjelasannya
Berikan Pengetahuan Mengenai Produksi Pakaian Dalam dengan Cara Edukatif, Rider Resmikan Establishment Underwear Factory di KidZania Jakarta
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR