Alternatif yang lebih baik adalah mengonsumsi buah utuh, yang kaya akan serat dan memberikan rasa kenyang lebih lama.
Selain itu, mengonsumsi air putih sebagai pengganti jus buah olahan juga bisa membantu mengontrol rasa lapar.
Makanan cepat saji, seperti burger, kentang goreng, atau pizza, cenderung tinggi lemak jenuh, garam, dan gula, namun rendah kandungan nutrisi penting seperti serat dan protein.
Lemak jenuh dan garam membuat makanan ini terasa nikmat, namun juga memperlambat sinyal rasa kenyang ke otak.
Selain itu, kandungan gula yang tinggi dalam makanan cepat saji menyebabkan lonjakan energi yang cepat namun tidak bertahan lama, memicu rasa lapar dalam waktu singkat.
Makanan cepat saji juga memiliki efek adiktif, sehingga meskipun telah kenyang, seseorang bisa merasa ingin makan lebih banyak atau ngemil setelah mengonsumsi jenis makanan ini.
Monosodium glutamate (MSG), bahan tambahan yang sering digunakan dalam makanan olahan atau makanan ringan, seperti keripik, mi instan, atau makanan ringan kemasan lainnya, dapat merangsang nafsu makan.
MSG diketahui dapat memengaruhi bagian otak yang bertanggung jawab atas rasa kenyang, sehingga meskipun sudah makan, seseorang masih merasa ingin terus makan.
Makanan yang mengandung MSG tidak memberikan rasa kenyang yang memadai, dan kandungan kalorinya sering kali lebih tinggi daripada yang dibutuhkan.
Selain itu, konsumsi makanan ini dalam jumlah besar bisa berdampak buruk pada kesehatan jangka panjang.
Makanan manis, seperti permen, kue, donat, atau minuman ringan bersoda, memiliki kandungan gula yang tinggi namun rendah nutrisi seperti serat dan protein.
Baca Juga: Cara Agar Kulkas Tidak Mengeluarkan Bau Tak Sedap Meski Banyak Isinya
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR