Anak-anak membutuhkan aktivitas yang sesuai dengan tingkat perkembangannya untuk merangsang otak dan memfokuskan perhatian mereka.
Jika anak sering merasa bosan atau kurang tantangan, mereka mungkin lebih sering melamun sebagai cara untuk mengisi kekosongan tersebut.
Tanda-tanda yang perlu diwaspadai:
- Anak sering terlihat tidak antusias terhadap aktivitas sehari-hari.
- Tidak menunjukkan minat pada hobi atau permainan yang biasanya ia sukai.
- Anak lebih suka menghabiskan waktu sendiri atau kurang terlibat dalam aktivitas kelompok.
Melamun sesekali adalah hal yang normal, tetapi orangtua perlu waspada jika frekuensi melamun anak meningkat atau terjadi dalam situasi yang tidak wajar, seperti saat bermain atau belajar.
Jika orangtua melihat bahwa kebiasaan melamun ini mengganggu interaksi sosial atau prestasi akademik anak, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau psikolog anak untuk evaluasi lebih lanjut.
Langkah yang Bisa Dilakukan Orangtua:
- Perhatikan pola tidur anak dan pastikan mereka mendapatkan waktu tidur yang cukup.
- Batasi penggunaan gadget dan ganti dengan aktivitas kreatif atau interaktif.
Baca Juga: Syahrini Punya Teko Teh Emas Seharga 10 Juta, Warganet Bengong: 'Kalau Pecah Nyesek, Sih!'
- Ciptakan lingkungan yang mendukung emosional anak dengan memberikan ruang untuk berbicara dan mengungkapkan perasaannya.
- Jika diperlukan, lakukan pemeriksaan ke dokter atau psikolog anak.
Dengan pemahaman lebih mendalam tentang kebiasaan melamun anak, orangtua bisa membantu mendorong perkembangan yang sehat dan memastikan anak tumbuh dengan bahagia serta percaya diri.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR