Nakita.id - Cicak adalah salah satu hewan yang sering ditemukan di sekitar rumah, terutama di dapur atau ruang makan.
Meskipun ukurannya kecil, cicak bisa membawa risiko kesehatan jika mereka mengontaminasi makanan atau minuman yang kita konsumsi.
Mengingat cicak hidup di lingkungan yang bisa tercemar bakteri atau kotoran, penting bagi kita untuk memahami bahaya kesehatan yang mungkin timbul jika makanan atau minuman telah terkena cicak.
Cicak seringkali membawa bakteri berbahaya yang berasal dari tempat-tempat yang mereka lalui, seperti sampah, saluran pembuangan, atau lantai yang kotor.
Salah satu bakteri yang mungkin dibawa cicak adalah Salmonella, bakteri penyebab infeksi pada saluran pencernaan yang dapat menyebabkan gejala seperti diare, demam, mual, dan muntah.
Konsumsi makanan atau minuman yang telah tercemar bakteri ini dapat menyebabkan infeksi yang cukup serius, terutama bagi anak-anak, lansia, atau orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Selain bakteri, cicak juga dapat membawa parasit tertentu yang bisa menular ke manusia.
Parasit ini bisa mengontaminasi makanan atau minuman yang tersentuh cicak.
Jika masuk ke dalam tubuh, parasit dapat menyebabkan gangguan pencernaan atau penyakit parasitik lainnya yang mengganggu kesehatan.
Cicak sering kali meninggalkan kotoran di area tempat mereka berkeliaran, termasuk di sekitar makanan dan minuman yang dibiarkan terbuka.
Kotoran cicak mengandung zat beracun, seperti bakteri atau patogen, yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan jika tidak sengaja tertelan.
Baca Juga: Mitos atau Fakta, Anak Sering Sakit karena Banyak Cicak di Rumah?
Konsumsi makanan yang terkontaminasi kotoran cicak dapat menyebabkan keracunan makanan, dengan gejala seperti sakit perut, mual, dan diare.
Konsumsi makanan atau minuman yang terkena cicak bisa memicu masalah pada saluran pencernaan.
Cairan tubuh cicak dan kotorannya bisa mengandung mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan peradangan atau infeksi pada saluran pencernaan.
Hal ini bisa menyebabkan masalah seperti kram perut, diare, dan mual.
Pada beberapa orang, konsumsi makanan yang terkontaminasi dengan sisa-sisa tubuh cicak, seperti kulit atau kotorannya, dapat menyebabkan reaksi alergi atau sensitivitas.
Gejalanya bisa bervariasi, mulai dari gatal-gatal, ruam kulit, hingga sesak napas.
Reaksi ini dapat terjadi jika tubuh bereaksi terhadap protein atau zat yang ada dalam cicak.
Agar terhindar dari risiko yang ditimbulkan oleh kontaminasi cicak, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:
Pastikan dapur dan ruang makan selalu bersih dan bebas dari remah-remah makanan yang dapat menarik perhatian cicak.
Cuci dan bersihkan meja makan, lantai, dan area dapur secara rutin untuk menghindari cicak berkeliaran di sekitar makanan.
Simpan makanan dan minuman dalam wadah tertutup atau lemari agar tidak terkontaminasi oleh cicak atau hama lainnya.
Baca Juga: 8 Cara Ampuh Mengusir Cicak dari Rumah dengan Bahan Alami Tanpa Racun
Gunakan penutup khusus untuk makanan yang diletakkan di meja makan atau di dapur.
Cicak sering masuk melalui celah atau ventilasi di rumah.
Pasang jaring atau penutup ventilasi untuk menghalangi akses cicak ke dalam rumah, khususnya di area dapur.
Beberapa bahan alami, seperti kulit telur, bawang putih, atau lada bubuk, dapat digunakan sebagai pengusir cicak.
Tempatkan bahan-bahan ini di sudut-sudut dapur atau di sekitar area makanan untuk mencegah cicak masuk.
Jika makanan atau minuman sudah terkena cicak atau kotorannya, sebaiknya langsung buang dan hindari mengonsumsinya untuk mencegah risiko kesehatan.
Makanan atau minuman yang telah terkena cicak memiliki risiko kontaminasi bakteri, parasit, atau zat beracun yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, terutama pada sistem pencernaan.
Dengan menjaga kebersihan dan menerapkan langkah pencegahan, kita dapat melindungi makanan dan minuman dari risiko kontaminasi dan memastikan kesehatan keluarga tetap terjaga.
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR