Biasanya, gejala mulai terlihat 2 hingga 3 minggu setelah terinfeksi virus gondongan.
Gejala ini dapat berlangsung selama 7 hingga 10 hari, tergantung pada tingkat keparahan dan kondisi kesehatan anak.
Gondongan disebabkan oleh virus paramyxovirus, yang dapat menyebar melalui droplet udara, seperti batuk atau bersin, serta kontak langsung dengan air liur atau barang-barang yang terkontaminasi.
Anak-anak paling rentan terinfeksi virus ini ketika berada di tempat dengan kerumunan atau lingkungan yang kurang bersih, seperti sekolah, taman bermain, atau area umum lainnya.
Anak yang terinfeksi gondongan bisa menyebarkan virus ke orang lain bahkan sebelum gejala muncul, yakni sekitar 1-2 hari sebelum pembengkakan terjadi, dan 5 hari setelah gejala mulai terlihat.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengenali gejala dini dan mencegah penyebaran infeksi.
Gondongan paling sering terjadi pada anak-anak berusia antara 5 hingga 15 tahun.
Namun, anak-anak dan dewasa yang tidak menerima vaksinasi MMR (mumps, measles, rubella atau campak, gondongan, rubella) juga lebih rentan tertular.
Berikut adalah beberapa faktor risiko utama:
- Tidak mendapatkan vaksin MMR: Vaksinasi MMR sangat efektif untuk melindungi dari gondongan. Anak-anak yang belum menerima vaksinasi ini berisiko lebih tinggi.
- Lingkungan padat: Anak-anak yang tinggal di lingkungan padat atau sering berkumpul dalam kelompok besar lebih berisiko terkena infeksi.
Baca Juga: Sedang Musim Gondongan Akhir-akhir Ini, Kenali Perbedaan Gondongan dan Gondok
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR