Saat anak menyaksikan pertengkaran atau mendengar kata-kata kasar, mereka bisa merasa cemas, takut, atau bahkan menganggap hal itu sebagai hal yang normal dalam hubungan.
Anak-anak bisa belajar bahwa perselisihan diselesaikan dengan emosi yang tinggi dan bukan dengan komunikasi yang baik.
Jika ada konflik yang perlu diselesaikan, usahakan untuk melakukannya secara pribadi tanpa anak-anak.
Pastikan mereka tidak mendengar atau melihat hal-hal yang dapat memengaruhi kesehatan mental mereka.
Sebaliknya, tunjukkan cara komunikasi yang sehat dan tenang kepada mereka, sehingga mereka belajar bagaimana cara menyelesaikan masalah dengan cara yang positif.
Anak-anak belum siap memahami hubungan intim atau hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan dewasa.
Topik-topik seperti hubungan seksual, masalah pernikahan, atau hal-hal intim lainnya bisa membingungkan mereka dan menimbulkan rasa penasaran yang tidak tepat.
Selain itu, jika anak-anak mendengar topik-topik tersebut dari orang tua atau orang dewasa di sekitar mereka, mereka mungkin menafsirkannya secara salah.
Sebisa mungkin, hindari pembicaraan tentang hal-hal dewasa di depan anak-anak. Jika anak menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan topik dewasa, berikan penjelasan yang sederhana dan sesuai dengan usia mereka.
Sering kali, orang tua atau orang dewasa mungkin mengomentari perilaku atau penampilan orang lain tanpa sadar bahwa anak-anak menyimak.
Komentar negatif seperti mengkritik penampilan, gaya hidup, atau kebiasaan seseorang bisa menjadi contoh yang buruk bagi anak.
Baca Juga: Viral Potret Obrolan Chat Kareena Kapoor dan Saif Ali Khan Saat Bertengkar
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR