“Untuk obat, saya tertarik (Indonesia) ikut clinical trial yang sekali suntik. Sekarang kan minum obatnya harus 6 bulan dan banyak. Kalau bisa diganti dengan sekali suntik, atau juga alternatif keduanya obatnya diturunin dari 6 bulan ke 1 bulan. Itu kita mau terlibat,” ungkap Menkes.
Selanjutnya, inisiatif ketiga yang disiapkan adalah pengembangan vaksin TBC. Indonesia sebelumnya telah berpartisipasi dalam uji klinis vaksin TBC M72, meskipun hasilnya belum maksimal.
Menkes berharap Indonesia bisa berperan aktif dalam uji klinis vaksin TBC lainnya agar jika satu jenis vaksin gagal, tersedia alternatif lain untuk dicoba.
“Kombinasi vaksin dan pengobatan bila kita lakukan dengan baik bisa menjadi game charger yang sukses. Mari Indonesia ikut berpartisipasi dalam clinical trial di banyak jenis vaksin. Jadi, kalau gagal satu bisa dicoba yang lainnya,” ucapnya.
Dengan adanya target deteksi 1 juta kasus TBC pada 2025, Menkes mengajak berbagai pihak, mulai dari pemerintah, tenaga medis, masyarakat, hingga sektor swasta, untuk bersinergi dalam mewujudkan Indonesia bebas TBC pada 2030.
Baca Juga: Biaya Cek TBC di Puskesmas dan Rumah Sakit, Waspadai Gejala yang Muncul!
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | David Togatorop |
Editor | : | David Togatorop |
KOMENTAR