TabloidNakita.com - Gangguan motorik halus yang biasa dialami anak, apa sajakah? Benarkan itu dapat dikategorikan gangguan motorik halus? Berikut penjelasannya:
* Anak lebih suka/kerap menggunakan tangan kidal saat bermain.
Ini bukan gangguan motorik halus anak. Biarkan batita menggunakan tangan yang biasa digunakan. Jangan paksa anak untuk tidak kidal. Paksaan dapat menimbulkan kesulitan pada aspek lain perkembangannya. Penelitian membuktikan, anak kidal yang dipaksa untuk menggunakan tangan kanan akan mengalami gangguan berbicara. Ini karena bagian otak yang mengendalikan keterampilan bicara sama dengan yang mengendalikan penggunaan tangan. Jika batita dipaksa melakukan aktivitas yang berlawanan dengan pilihan alaminya dapat menyebabkan anak menjadi frustrasi serta menimbulkan masalah yang sebelumnya tidak ada.
* Saat bermain susun balok, balok itu sering terlepas dari genggaman tangan anak.
Kekuatan otot anak akan meningkat dengan spontan seiring bertambahnya usia, jadi tak perlu terlalu khawatir. Ini juga bukan gangguan motorik halus anak. Untuk menstimulasi kekuatan otot, tidak dengan alat bermain khusus yang mahal, cukup dengan meremas bola kecil berulang-ulang. Sesering mungkin berikan kesempatan pada anak untuk bermain konstruksi (menyusun balok, membangun dengan lego, dan lain-lain) sehingga anak banyak menggunakan tangan agar semakin kuat.
Cara anak menggenggam benda sehari-hari seperti gelas, sendok, garpu, atau meremas handuk, memegang rambut, latihan mengusapkan sabun ke badannya/kepala, semuanya juga akan menstimulasi saraf-saraf di sekitar tangannya. Gerakan yang semakin otomatis akan semakin meningkatkan keterampilan memperkirakan berat objek yang ia pegang.
Jadi, hati-hati saat memberi label gangguan motorik halus pada anak.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
KOMENTAR