Minus:
* Susuk lebih gampang dipasang
daripada dicopot. Jadi sebelum memakai metode ini, pastikan pekerja kesehatan di klinik atau pos pelayanan KB sudah terlatih dan terampil serta bersedia mencopot susuk seandainya tidak lagi dikehendaki.
* Susuk sebaiknya dihindari jika yang bersangkutan:
– Pengidap kanker atau benjolan keras di payudara
– Haidnya sudah terlambat datang
– Mengalami perdarahan abnormal dari vagina
– Penderita sakit jantung
– Ingin hamil dalam beberapa tahun mendatang
3. Metode Kontrasepsi Laktasi
Metode ini hanya bisa diterapkan pada ibu menyusui yang benar-benar menyusui secara eksklusif/terus-menerus.
Plus:
* Ekonomis.
* Mengurangi perdarahan pascamelahirkan.
* Memberikan nutrisi yang baik pada bayi.
Minus:
* Hanya melindungi pada 6 bulan pertama.
* Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun.
4. Metode Kontrasepsi Darurat (Pascasanggama)
Sebenarnya kontrasepsi ini bukan merupakan alternatif untuk pencegahan kehamilan. Namun, dalam keadaan darurat metode kontrasepsi ini dapat digunakan, yaitu setelah berhubungan seks dan sebelum implantasi (menempelnya embrio pada dinding rahim).
Yang perlu dicermati, kontrasepsi darurat hanya dibolehkan bagi wanita yang tidak menggunakan jenis kontrasepsi apa pun dan yang melakukan sanggama pada pertengahan siklus haidnya.
Ada beberapa jenis kontrasepsi darurat:
* Estrogen:
Sudah mulai ditinggalkan karena dosis yang digunakan cukup tinggi, sehingga menimbulkan banyak efek samping.
* Estrogen-progesteron:
Diberikan dalam 24 jam atau paling lambat 48 jam pascasanggama. Dosisnya harus tinggi.
* Gestagen:
Diberikan paling lambat 3 jam setelah sanggama.
* Danazol:
Dosis yang diperlukan 800-1200 mg/hari. Banyak menimbulkan efek samping.
* Antiprogestin:
Dikenal sebagai abortivum. Dosisnya cukup 600 mg/hari.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
– Efektivitasnya lebih tinggi bila digunakan segera setelah sanggama.
– Untuk menghindari gangguan siklus haid, gunakan hanya 1 kali pada 1 siklus haid.
– Bila tidak terjadi haid pada siklus berikutnya, ibu harus melakukan tes kehamilan.
– Setelah menggunakan kontrasepsi darurat sebaiknya tidak melakukan sanggama lagi sampai datang siklus haid berikut.
– Bila embrio telah tertanam dalam rahim maka pil atau tablet tidak dapat mencegah kehamilan. Kalau digunakan malah dapat menimbulkan efek kecacatan. Oleh karena itu steroid seks tidak boleh diberikan setelah 72 jam pascasanggama. Bila waktu telah dilampaui dan implantasi tetap hendak dicegah, maka akan dipasang AKDR dari tembaga.
Minus:
* Sakit kepala, mual, dan muntah. Yang bersangkutan perlu diberi obat antimuntah. Kalau terjadi kehamilan maka perlu dipertimbangkan pengakhiran kehamilan untuk mencegah efek kecacatan/kelainan pada janin.
5. Metode Kontrasepsi Mantap
Dikenal juga dengan sterilisasi, yaitu operasi pada saluran indung telur (perempuan) atau saluran sperma (laki-laki) agar steril atau tak ada sel telur untuk dibuahi maupun sel sperma untuk membuahi. Sterilisasi pada wanita disebut dengan tubektomi sedangkan para pria dikenal dengan vasektomi.
Tubektomi
Plus:
* Cukup efektif dalam mencegah kehamilan 0,1/100 wanita per tahun.
Minus:
* Bersifat permanen
* Tidak terlindung dari penyakit menular seksual
Vasektomi
Plus:
* Cukup efektif dalam mencegah kehamilan 0,3/100 wanita per tahun.
Minus:
* Bersifat permanen.
* Tidak terlindung dari penyakit menular seksual.
Sesuaikan dengan usia
Pemilihan alat kontrasepsi, menurut Muharam, perlu disesuaikan dengan usia. Bagi perempuan 20-35 tahun disarankan menggunakan kontrasepsi pil atau kondom. “Alat Kontrasepsi Dalam Rahim seperti IUD atau Spiral adalah pilihan kedua untuk menghindari terjadinya risiko infeksi pada rahim.”
Dengan alasan yang sama pula, AKDR sebaiknya tidak digunakan bagi perempuan yang belum pernah memiliki momongan. IUD/Spiral bisa dipakai perempuan yang telah mempunyai anak atau telah berusia di atas 30 tahun. Sedangkan bagi perempuan di atas 40 tahun jangan menggunakan kontrasepsi pil. “Pil KB biasanya menggunakan hormon estrogen dan atau gestagen sintetik.”
Untuk mengonsumsi pil ini dibutuhkan fungsi hati yang cukup bagus, sementara fungsi hati pada wanita di atas 40 tahun biasanya sudah berkurang. Lebih baik, gunakan AKDR atau Kontap (kontrasepsi mantap), seperti tubektomi atau vasektomi.
(Faras Handayani)
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
KOMENTAR