Tabloid-Nakita.com - Berbagai metode kontrasepsi ditawarkan dan memberikan manfaat masing-masing. Umumnya pengambilan keputusan penggunaan KB pada wanita berdasar pada kecocokan alat tersebut terhadap tubuh dan seksualitasnya. Berikut ini uraian plus-minus metode kontrasepsi yang ada dari dr. R. Muharam, SpOG, dari Klinik Fertilitas dan Menoandropause SamMarie, Jakarta.
1. Metode Kontrasepsi Alami
Sering disebut sebagai KB alami, metode ini hanya bisa diterapkan pada wanita dengan siklus haid teratur. Caranya dengan menghindari senggama pada saat subur. Alat bantu metode ini adalah pengukuran suhu basal dan uji kekentalan lendir leher rahim.
Plus:
* Tidak ada efek samping
* Ekonomis
Minus:
* Angka kegagalan tinggi. Faktanya, 10 – 30 dari 100 wanita, hamil setiap tahun.
* Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin dan hepatitis B maupun HIV/AIDS.
2. Metode Kontrasepsi dengan Alat
Bisa dibagi menjadi:
1. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat kontrasepsi dalam rahim mempunyai beberapa tipe, antara lain Copper T380A, Nova T, dan beberapa AKDR yang diberi hormon (mirena, Levo Nova).
Plus:
* Angka perlindungannya cukup tinggi, yaitu dengan kegagalan 0,3-1 per 100 wanita tiap tahun.
Minus:
* Mengundang risiko infeksi radang panggul, perdarahan, dan kehamilan di luar kandungan.
* Komplikasi perforasi (lubang) uterus.
* Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit kelamin dan hepatitis B maupun HIV/AIDS.
2. Kontrasepsi Dengan Metode Perintang
Yang paling umum digunakan adalah kondom, diafragma, dan spermisida.
Kondom
Kantong kecil yang terbuat dari karet ini bekerja dengan membungkus penis, sehingga sperma yang keluar tetap berada dalam kantong tersebut.
Plus:
* Aman dipakai
* Mudah didapat
* Cukup efektif bila digunakan dengan benar.
* Dapat mencegah penyebaran penyakit menular seksual dan hepatitis B dan HIV/AIDS.
Minus:
* Ada risiko robek. Oleh sebab itu, gunakan satu kondom hanya untuk satu kali pakai. Kondom yang baik terasa licin dan basah. Jangan gunakan kondom yang bagian dalamnya kering, yang terasa lengket di tangan, atau yang merekat pada bungkus plastiknya.
* Angka kegagalan tinggi, yaitu 3 – 15 per 100 wanita per tahun.
Diafragma
Berbentuk seperti mangkok ceper, terbuat dari karet. Cara penggunaannya dimasukkan ke dalam vagina. Alat ini berkerja dengan cara menutupi mulut rahim, sehingga sperma, meski masih masuk ke vagina, tak bisa meneruskan perjalanan ke rahim.
Plus:
* Dapat dipakai berkali-kali.
* Melindungi dari kehamilan dan penyakit menular seksual hepatitis B dan HIV/AIDS.
Minus:
* Angka kegagalan tinggi, yaitu 5 – 20 per 100 wanita per tahun.
* Sulit dipasang.
Spermisida
Alat KB ini memiliki bentuk beragam. Ada foam aerosol (busa), tablet, supposutoria, krim, jeli, dan spons. Dipakai dengan cara dioleskan ke dalam vagina sebelum berhubungan intim. Spermisida mematikan sel-sel sperma sebelum sempat memasuki rahim.
Plus:
* Tidak memberi efek samping sistemik/pada tubuh.
* Tidak mengganggu produksi ASI.
Minus:
* Angka kegagalan 10-25 dari 100 wanita per tahun.
* Tidak memberi perlindungan total terhadap hepatitis B, penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS, klamidia, gonorrhea.
* Bisa menimbulkan gatal-gatal atau lecet pada vagina.
* Tidak terlalu ampuh bila hanya digunakan tanpa bantuan alat lain seperti kondom atau diafragma.
3. Metode KB Hormonal
Kebanyakan kontrasepsi hormonal mengandung estrogen dan progesteron, atau hanya progesteron saja.
Pil KB Terpadu
Umumnya mengandung hormon gestagen dan estrogen sintetik. Pil yang dianjurkan adalah pil dosis rendah yang mengandung estrogen kurang dari atau sebesar 35 mikrogram dan 1 miligram progesteron.
Plus:
* Mudah didapat
Minus:
* Harus diminum setiap hari.
* Tidak semua wanita disarankan menggunakan pil, yaitu:
– ibu menyusui
– perokok
– berusia 40 tahun ke atas
– memiliki problema kesehatan apa pun seperti kejang, TBC, kanker, hipertensi, diabetes, hepatitis, jantung pernah stroke, dan lainnya.
* Menimbulkan efek samping:
– terjadi pendarahan tidak teratur di luar masa haid.
– mual-mual
– sakit kepala
Pil KB Mini
Beda dengan pil KB terpadu, pil ini hanya mengandung gestagen saja.
Plus:
* Dapat digunakan untuk ibu menyusui
* Mudah didapat
Minus:
* Memiliki efek samping yaitu:
– pendarahan tidak teratur
– haid tidak datang
– terkadang muncul sakit kepala
Suntikan
Suntikan KB melindungi dari kehamilan sampai tiba waktunya disuntik kembali. Efektivitasnya hampir sama dengan pil kombinasi dan melebihi pil mini maupun AKDR. Kegagalan pada umumnya terjadi karena ketidakpatuhan terhadap jadwal suntik atau teknik penyuntikan yang salah. Cara kerja suntikan KB salah satunya yaitu menyebabkan pengentalan mukus serviks, sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
Yang perlu diketahui, jika kontrasepsi suntikan dihentikan harus menunggu 1 tahun atau lebih untuk bisa hamil kembali.
Pemakai akan menerima suntikan hormon setiap 1-3 bulan sekali, yaitu:
* Suntikan progestin;
Suntikan yang hanya mengandung hormon gestagen saja. Contohnya, depo provera dan depo noristerat.
Plus:
* Bisa digunakan untuk ibu menyusui atau wanita yang tidak boleh memakai tambahan estrogen.
Minus:
* Memiliki efek samping:
– pendarahan tidak teratur
– haid tidak datang
– berat badan bertambah
* Suntikan terpadu
* Suntikan yang mengandung hormon gestagen dan estrogen, misalnya, depo estrogen-progesteron atau cyklofem.
Plus:
* Tidak mempengaruhi siklus haid
Minus:
* Tidak bisa dipakai ibu menyusui
* Sulit diperoleh
* Relatif mahal
* Tidak dianjurkan bagi wanita yang tidak disarankan minum pil KB terpadu dan suntikan progestin.
Susuk:
Dipakai dengan memasukkannya ke bawah permukan kulit sebelah dalam lengan. Ada 2 jenis:
– Norplant merupakan salah satu metode kontrasepsi berjangka waktu 5 tahun. Efektivitas kontrasepsi yang terdiri dari 6 batang susuk ini sangat tinggi. Angka kehamilan rata-rata pertahun hanya kurang dari 1 %.
– Implanon: kontrasepsi yang terdiri atas satu batang susuk ini dapat dipergunakan sedikitnya selama 3 tahun.
Plus:
* Sesudah dipasang alat ini akan mencegah kehamilan selama 5 tahun.
* Bisa digunakan oleh wanita yang mengalami masalah dengan hormon estrogen.
* Bisa digunakan oleh wanita yang menjalani pengobatan untuk kekejangan.
* Walau dirancang 5 tahun, bisa dicopot sewaktu-waktu.
Minus:
* Susuk lebih gampang dipasang
daripada dicopot. Jadi sebelum memakai metode ini, pastikan pekerja kesehatan di klinik atau pos pelayanan KB sudah terlatih dan terampil serta bersedia mencopot susuk seandainya tidak lagi dikehendaki.
* Susuk sebaiknya dihindari jika yang bersangkutan:
– Pengidap kanker atau benjolan keras di payudara
– Haidnya sudah terlambat datang
– Mengalami perdarahan abnormal dari vagina
– Penderita sakit jantung
– Ingin hamil dalam beberapa tahun mendatang
3. Metode Kontrasepsi Laktasi
Metode ini hanya bisa diterapkan pada ibu menyusui yang benar-benar menyusui secara eksklusif/terus-menerus.
Plus:
* Ekonomis.
* Mengurangi perdarahan pascamelahirkan.
* Memberikan nutrisi yang baik pada bayi.
Minus:
* Hanya melindungi pada 6 bulan pertama.
* Angka kegagalan/kehamilan 6 per 100 wanita per tahun.
4. Metode Kontrasepsi Darurat (Pascasanggama)
Sebenarnya kontrasepsi ini bukan merupakan alternatif untuk pencegahan kehamilan. Namun, dalam keadaan darurat metode kontrasepsi ini dapat digunakan, yaitu setelah berhubungan seks dan sebelum implantasi (menempelnya embrio pada dinding rahim).
Yang perlu dicermati, kontrasepsi darurat hanya dibolehkan bagi wanita yang tidak menggunakan jenis kontrasepsi apa pun dan yang melakukan sanggama pada pertengahan siklus haidnya.
Ada beberapa jenis kontrasepsi darurat:
* Estrogen:
Sudah mulai ditinggalkan karena dosis yang digunakan cukup tinggi, sehingga menimbulkan banyak efek samping.
* Estrogen-progesteron:
Diberikan dalam 24 jam atau paling lambat 48 jam pascasanggama. Dosisnya harus tinggi.
* Gestagen:
Diberikan paling lambat 3 jam setelah sanggama.
* Danazol:
Dosis yang diperlukan 800-1200 mg/hari. Banyak menimbulkan efek samping.
* Antiprogestin:
Dikenal sebagai abortivum. Dosisnya cukup 600 mg/hari.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
– Efektivitasnya lebih tinggi bila digunakan segera setelah sanggama.
– Untuk menghindari gangguan siklus haid, gunakan hanya 1 kali pada 1 siklus haid.
– Bila tidak terjadi haid pada siklus berikutnya, ibu harus melakukan tes kehamilan.
– Setelah menggunakan kontrasepsi darurat sebaiknya tidak melakukan sanggama lagi sampai datang siklus haid berikut.
– Bila embrio telah tertanam dalam rahim maka pil atau tablet tidak dapat mencegah kehamilan. Kalau digunakan malah dapat menimbulkan efek kecacatan. Oleh karena itu steroid seks tidak boleh diberikan setelah 72 jam pascasanggama. Bila waktu telah dilampaui dan implantasi tetap hendak dicegah, maka akan dipasang AKDR dari tembaga.
Minus:
* Sakit kepala, mual, dan muntah. Yang bersangkutan perlu diberi obat antimuntah. Kalau terjadi kehamilan maka perlu dipertimbangkan pengakhiran kehamilan untuk mencegah efek kecacatan/kelainan pada janin.
5. Metode Kontrasepsi Mantap
Dikenal juga dengan sterilisasi, yaitu operasi pada saluran indung telur (perempuan) atau saluran sperma (laki-laki) agar steril atau tak ada sel telur untuk dibuahi maupun sel sperma untuk membuahi. Sterilisasi pada wanita disebut dengan tubektomi sedangkan para pria dikenal dengan vasektomi.
Tubektomi
Plus:
* Cukup efektif dalam mencegah kehamilan 0,1/100 wanita per tahun.
Minus:
* Bersifat permanen
* Tidak terlindung dari penyakit menular seksual
Vasektomi
Plus:
* Cukup efektif dalam mencegah kehamilan 0,3/100 wanita per tahun.
Minus:
* Bersifat permanen.
* Tidak terlindung dari penyakit menular seksual.
Sesuaikan dengan usia
Pemilihan alat kontrasepsi, menurut Muharam, perlu disesuaikan dengan usia. Bagi perempuan 20-35 tahun disarankan menggunakan kontrasepsi pil atau kondom. “Alat Kontrasepsi Dalam Rahim seperti IUD atau Spiral adalah pilihan kedua untuk menghindari terjadinya risiko infeksi pada rahim.”
Dengan alasan yang sama pula, AKDR sebaiknya tidak digunakan bagi perempuan yang belum pernah memiliki momongan. IUD/Spiral bisa dipakai perempuan yang telah mempunyai anak atau telah berusia di atas 30 tahun. Sedangkan bagi perempuan di atas 40 tahun jangan menggunakan kontrasepsi pil. “Pil KB biasanya menggunakan hormon estrogen dan atau gestagen sintetik.”
Untuk mengonsumsi pil ini dibutuhkan fungsi hati yang cukup bagus, sementara fungsi hati pada wanita di atas 40 tahun biasanya sudah berkurang. Lebih baik, gunakan AKDR atau Kontap (kontrasepsi mantap), seperti tubektomi atau vasektomi.
(Faras Handayani)
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
KOMENTAR