Tabloid-Nakita.com - Gangguan menstruasi dapat terjadi kapan saja, setiap saat. Ada yang terjadi pada usia muda (awal pubertas), masa usia subur, dan menjelang menopause.
Penyebabnya ada bermacam-macam. Gangguan menstruasi karena kelainan bawaan akan bersifat menetap, sementara yang karena kelainan poros hipotalamus hipofisis ovarium (poros yang mengendalikan kematangan folikel dan proses ovulasi) umumnya dapat pulih sendiri atau dengan intervensi terapi hormonal.
Pada gangguan menstruasi karena adanya tumor ginekologi (mioma uteri, kista ovarium), kemungkinan besar bisa pulih pasca-operasi pengangkatan tumor tersebut.
Gangguan menstruasi karena infeksi dan peradangan akan pulih pascaterapi. Sedangkan gangguan
menstruasi lantaran depresi, stres psikis, stres fisik, malnutrisi, penyakit kronis, dan penyakit metabolik, sebagian besar akan pulih dengan sendirinya setelah penyebabnya diatasi.
Haid disebut normal bila siklusnya 21—35 hari dengan durasi/lamanya 2—8 hari, dan jumlah darah haid sekitar 25—80 ml setiap harinya. Yaaaa, kurang lebih 1—3 kali ganti pembalut dalam sehari.
Gangguan menstruasi yang paling memerlukan perhatian adalah terjadinya perdarahan berlebihan pada usia menjelang menopause, karena ada kemungkinan disebabkan oleh keganasan.
Sementara gangguan “ringan”, contohnya perdarahan uterus fungsional (ovulatorik dan anovulatorik) yang umumnya akan pulih dengan sendirinya atau dengan intervensi hormonal, tanpa adanya komplikasi gangguan kesuburan.
Gejala sakit di perut saat sebelum haid sebenarnya disebabkan oleh kontraksi rahim untuk mengeluarkan endometrium yang juga dipengaruhi oleh hormon prostaglandin. Ketidaknyamanan ini lantaran hormon estrogen dan progesteron mengalami kekacauan keseimbangan menjelang menstruasi. Jika sakitnya masih bisa ditahan, itu masih bisa disebut normal. Namun jika sampai pingsan atau sakit yang luar biasa hingga sampai mengganggu aktivitas, patut dicurigai dan harus segera periksa ke dokter. Nanti dokter yang akan memutuskan langkah-langkah medis selanjutnya.
Untuk deteksi dan penanganan dini, setiap gangguan menstruasi perlu dilakukan kajian. Langkah awal berupa konsultasi dengan dokter, baik umum maupun spesialis ginekologi. Apabila perlu dilakukan kajian lebih lanjut dengan beberapa pemeriksaan spesialistik, patuhilah. Apabila diperlukan tindakan operatif (kuretase, laparoskopi, laparotomi), segera laksanakan sebelum terjadi komplikasi lebih lanjut dan agar tidak mengganggu kesehatan reproduksi.
Satu hal yang perlu diwaspadai, anemia merupakan komplikasi akibat perdarahan yang berlebihan pada gangguan menstruasi. Jadi, sudah seharusnya Mama melakukan deteksi dini adanya gangguan menstruasi. Sebelum terjadi komplikasi, antisipasi penyebabnya, karena anemia berat yang tidak dikoreksi dapat berakibat gagal ginjal dan gagal jantung.
Sedangkan malnutrisi dan kelainan metabolik yang menyebabkan terjadinya gangguan menstruasi, apabila tidak dilakukan perbaikan dapat berakibat gangguan multiorgan yang lebih berbahaya dibandingkan gangguan menstruasinya itu sendiri. Karena itu sekali lagi sebaiknya saat Mama mengalami gangguan menstruasi segera konsultasikan hal ini pada ahli.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR