Mungkin Anda sudah banyak mendengar pelbagai rumor dan mitos seputar infertilitas (ketidaksuburan) pada pria, mulai dari bahaya mengendarai sepeda sampai penggunaan celana yang terlalu ketat. Nah...ketimbang kita percaya dengan yang masih ‘katanya’, lebih baik Anda cari tahu benarkah bersepeda dapat menurunkan kualiatas sperma?
Fakta #1 Sepeda aman buat ‘Si Adik’
Rumornya bersepeda dapat menurunkan kualits sperma, tapi hal ini tidak sepenuhnya benar. Memang sebuah studi kecil dari Austria menemukan para pesepeda gunung pria mengalami kerusakan skrotum (kantung buah zakar) yang disebabkan benturan dan goncangan saat berkendara di dataran kasar. Tapi studi ini hanya mengambil sampel peseda ekstrim yang sudah mengayuh pedalnya hampir 3.000 mil per tahun, atau sekitar 2 jam lebih per hari, 6 hari seminggu.
Plus, studi ini juga menambahkan bahwa bentuk sepeda yang tipis dan tempat duduk tipe balap juga menjadi biang keladinya. Berdasarkan temuan yang masih terbatas, studi ini mendapatkan kritikan dari pelbagai komunitas medis. Para ahli mengatakan belum ada data kuat yang benar-benar bisa mendukung rumor bahwa bersepeda bisa memberi pengaruh buruk pada kesuburan pria. Padahal fakta yang sudah ada, bersepeda merupakan salah satu bentuk olahraga yang baik. Dan menjadi orang yang tetap sehat serta bugar merupakan kunci dari kesuburan.
Fakta #2 Hindari sauna dan air panas.
Agar terasa lebih sempurna, biasanya para pria suka mengakhiri hari atau sesi olahraga mereka dengan berendam di air panas atau melakukan sauna. Segar! Tapi perlu diingat, jika si pria adalah suami Anda, dan kalian berdua sedang menjalani program hamil, coba ingatkan dia untuk melewatkan sementara kesukaan tersebut. Mengapa? Sebab paparan suhu yang tinggi di dalam sauna dan air panas dapat memanaskan bagian tubuh yang ada ‘di bawah’ juga. Apabila suhu testis terlalu tinggi, maka sperma akan terbunuh, produksi sperma terganggu. Alhasil turunlah jumlah sperma potensial dan kemampuan bergeraknya (motilitas). Meski kerusakan ini tidak bersifat permanen, tapi mintalah pasangan untuk absen sementara dari rutinitas tersebut agar tidak menurunkan kualits sperma.
Fakta #3 Gunakanlah yang paling nyaman.
Tidak ada jawaban dari perdebatan antara mana yang lebih baik, menggunakan boxer atau celana dalam ketat. Lagi pula, jenis celana dalam yang digunakan pria tidak ada kaitannya sama sekali dengan proses pembuahan pada istri. Kuncinya hanya kenyamanan. Biarkan pasangan Anda menggunakan celana dalam favoritnya. Hingga kini belum ada bukti kuat bahwa pemakaian celana dalam atau celana panjang yang ketat bisa menurunkan produksi sperma dengan menekan dan meningkatkan suhu testis.
Fakta #4 Laptop bisa ganggu fertilitas.
Pasangan Anda punya kebiasaan menaruh laptop di atas paha? Segera bantu dia ubah kebiasaan itu. Seperti layaknya sauna dan air panas, temperatur tinggi yang dikeluarkan laptop mampu meningkat suhu skrotum, dan ujungnya akan menurunkan produksi sperma. Sebuah studi mencatat pemanasan skrotum lebih dari 1,8 derajat sudah cukup sebabkan kerusakan pada sperma. Supaya lebih aman, taruhlah laptop di atas meja saat menggunakannya.
Fakta #5 Bahaya gelombang telepon genggam.
Berbanding terbalik dengan perkembangan teknologinya yang makin luar biasa, telepon genggam mendapatkan reputasi buruk dari para ahli kesehatan, mulai dari jadi penyebab tumor otak, kanker, hingga mengganggu kesuburan. Meski kita belum tahu bagaimana gelombang elektromagnetik dari telepon genggam berdampak bagi tubuh, beberapa studi menunjukkan tingginya tingkat radikal bebas dalam sampel sperma akan menurunkan kualitas dari sperma. Studi lebih lanjut memang dibutuhkan, tapi data-data yang ada sudah bisa menyarankan kaum pria untuk tidak menaruh telepon genggam mereka di kantung celana atau sabuk. Mungkin saatnya para pria berpikir menggunakan tas mulai dari sekarang.
Fakta #6 Age is not always be a factor.
Sementara perempuan terus-menerus diperingatkan tentang sulitnya hamil saat mereka semakin tua, sebaliknya pria masih bisa membuahi meski umurnya sudah memasuki usia senior. Meski produksi sperma akan menurun saat memasuki usia 40 ke atas, tapi tidak seperti perempuan yang mengalami menopause, (jika tubuh sehat) kesuburan pria tetap tidak akan terganggu.
Fakta #7 Stres sangat tentukan kesuburan.
Anda mungkin sudah tahu bahwa gaya hidup berpengaruh besar pada kesuburan. Tapi yang belum tentu Anda sadari, seberapa besar dampak stres dalam menyebabkan masalah kesuburan pada pria dan perempuan. Pada pria, stres bisa picu impotensi dan disfungsi ereksi, yang keduanya dapat mengakibatkan ketidaksuburan (infertilitas). Kadar stres yang tinggi dalam jangka panjang cenderung membuat air mani pria memiliki konsentrasi sperma yang sedikit. Ujungnya, tingkat infertilitas pun akan meningkat.
Memang kita tidak mungkin bisa menghindari stres, tapi kita dapat mencegah atau setidaknya menekan kadar stres itu sendiri. Sebagai pasangan suami-istri, Anda harus bisa saling bekerja sama dalam mencari jalan keluar untuk mengelola stres yang Anda berdua hadapi. Contohnya, melakukan aktivitas pelepas stres berdua saja, seperti berjalan kaki, jalan-jalan, meditasi, atau sekadar tertawa bersama.
Fakta #8 Jaga kesuburan dengan memantau lingkar pinggang.
Gaya hidup yang tidak sehat, seringnya mengonsumsi makanan berkalori tinggi, dan kurang melakukan aktivitas tubuh merupakan faktor-faktor penyebab meningkatnya penderita obesitas di perkotaan. Selain tidak baik bagi kesehatan secara keseluruhan, secara khusus memiliki bobot tubuh berlebih dapat menurunkan tingkat kesuburan pada pria. Semakin gemuk seorang pria, maka semakin sedikit volume sperma yang mereka keluarkan saat ejakulasi. Pria dengan berat badan normal mengeluarkan sperma dengan volume rata-rata 3,3 mililiter saat ejakulasi, sedangkan pria obesitas rata-rata hanya mengeluarkan 2,8 mililiter. Plus, kelebihan bobot juga akan memengaruhi kegesitan sperma masuk dan membuahi sel telur. Mengadopsi gaya hidup sehat pasti akan meningkatkan kesempatan suami istri untuk mendapatkan kehamilan. (AA)
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
KOMENTAR