Agar bisa terjadi kehamilan, suami-istri harus memiliki struktur anatomi yang normal dan sistem hormonal yang berfungsi baik. Untuk istri, alat genitalnya--vagina, leher rahim, rahim (uterus), tuba falopi (saluran telur), hingga ovarium (indung telur)--harus dalam kondisi baik. Sedikit saja ada kelainan maka kehamilan bisa sulit terjadi. Kasus yang paling sering terjadi pada perempuan adalah adanya sumbatan di saluran telur (tuba falopi). Gangguan tersering lainnya adalah endometriosis (gangguan pada rahim) dan tumbuhnya kista.
Pada suami, secara garis besar ada 3 jenis gangguan yang menghambat terjadinya kehamilan, yakni produksi sperma, kuantitas/jumlah sperma, dan transportasi sperma. Salah satu gangguan produksi sperma adalah varikokel, yaitu pembesaran vena di testis yang membuat aliran darah jadi tersumbat. Dalam hal jumlah sperma, meski yang dibutuhkan untuk membuahi sel telur hanya satu sperma, tapi tetap diperlukan sperma yang banyak, minimal 20 juta. Hal ini berkaitan dengan masalah probabilitas kesempatan membuahi sel telur. Semakin banyak sel sperma yang diluncurkan, semakin banyak kesempatan untuk terjadinya kehamilan. Sedangkan salah satu masalah terhambatnya transportasi sperma berkaitan dengan disfungsi seksual suami, semisal impotensi.
Nah, bila secara anatomi dan sistem hormonal suami-istri tak ada masalah, maka yang harus dipenuhi adalah berintim-intim menjelang atau di masa subur, yakni saat indung telur melakukan ovulasi atau mengeluarkan sel telur ke saluran telur.
4.PEMBUAHAN
Sperma yang masuk melalui vagina harus melakukan perjalanan panjang. Dari vagina berlanjut ke saluran mulut rahim terus ke rongga rahim, lalu ke saluran telur, dan berakhir di ujung saluran telur yang lebar (ampula) untuk bertemu dengan sel telur. Dari berpuluh-puluh hingga seratus juta sel sperma yang meluncur melalui vagina, hanya beberapa ratus ribu yang dapat mencapai saluran telur, dan hanya satu sel sperma yang bisa menembus sel telur.
Setelah dibuahi, ovum akan mengalami proses nidasi atau penyarangan (implantasi). Biasanya, nidasi terjadi di dinding depan atau belakang rahim. Waktu antara pembuahan hingga nidasi sekitar 6-7 hari. Awalnya, hasil pembuahan menetap di saluran telur selama 2-3 hari, kemudian sel telur yang sudah dibuahi ini berjalan menuju rahim. Di perjalanan, hasil pembuahan itu melakukan pembelahan secara bertahap. Setelah 6-7 hari dan sampai di rongga rahim, terjadilah nidasi atau implantasi, yaitu “bersarangnya” hasil pembuahan di dinding rahim sebagai awal terjadinya kehamilan. Setelah itu, berlangsung proses pembentukan embrio atau mudigah diiringi dengan pembentukan plasenta dan tali plasenta agar embrio atau mudigah yang “bersarang” di rahim mendapat suplai darah dan zat-zat makanan dari ibu. Setelah masa embrio/mudigah selesai, bakal manusia ini tumbuh dan berkembang menjadi janin.
KOMENTAR