Sedangkan sperma X bentuknya panjang, besar, jalannya lamban, tetapi dapat bertahan hidup lebih lama.
Sperma bisa mencapai tuba falopi dalam 20 menit hingga 2 jam.
Di dalam tubuh perempuan, sperma dapat hidup selama 4 hingga 7 hari lamanya, bergantung pada kondisi.
Jadi, meskipun hubungan seks dilakukan beberapa hari sebelum masa subur (ovulasi), sperma masih bisa melakukan pembuahan.
Meski hanya satu sel sperma yang membuahi sel telur, dibutuhkan jutaan sperma lainnya untuk dapat menempuh perjalanan yang sulit menuju saluran telur.
Umumnya dalam sekali ejakulasi, laki-laki mengeluarkan 100 juta sel sperma.
Menurut WHO, laki-laki yang memiliki kurang dari 20 juta sel sperma dalam setiap mililiter cairannya (semen) berisiko mengalami kemandulan.
4.Bercinta di masa subur (ovulasi) atau sebelumya tentukan calon jenis kelamin bayi. Jika suami istri bercinta di masa subur atau ovulasi (di antara 12 jam yang menetukan), kemungkinan besar yang akan terbentuk adalah bayi laki-laki. Mengapa? Karena sperma X yang gesit akan menemui sel telur lebih dulu.
Lain halnya kalau hubungan intim dilakukan sebelum tiba ovulasi, kemungkinan besar sperma X-lah yang beruntung bertemu dengan sel telur, karena pada saat sel telur keluar dan bertahan 12 jam, sperma Y yang maju lebih dulu sebelum itu sudah keburu musnah.
Nasib baik didapat oleh sperma X yang bisa bertahan hidup lebih lama dan akhirnya berjumpa dengan sel telur.
Sudah jelas kan faktor penentu bayi laki-laki atau bayi perempuan
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
KOMENTAR