Tabloid-Nakita.com - Semua Ibu tentu menginginkan agar persalinannya berjalan dengan lancar dan bebas komplikasi, baik bagi ibu maupun bayi yang baru dilahirkan. Namun sayangnya, momen bahagia melahirkan buah hati terkadang harus terganggu oleh masalah yang tak diharapkan, salah satunya adalah perdarahan usai melahirkan.
Selama proses melahirkan, tubuh Ibu memang akan mengeluarkan banyak darah. Yang dimaksud perdarahan pascapersalinan, terang dr. M.H. Roy Sianturi, SpOG, jika darah yang keluar dari tubuh Ibu, kadarnya lebih dari 500 ml pada persalinan normal dan lebih dari 1.000 ml pada operasi sesar.
Perdarahan hebat ini dapat terjadi segera saat proses persalinan selesai, beberapa jam setelahnya, hingga beberapa hari setelah Ibu pulang ke rumah. Pada perdarahan abnormal, darah yang keluar berwarna merah terang.
Nah, berikut ini adalah faktor penyebab perdarahan usai melahirkan:
1. Pada persalinan normal, perlu dilihat jalan lahirnya, apakah terjadi robekan pada jalan lahir dan leher rahim? Bila ada, tentu perlu dijahit. Namun, jika jahitannya kurang baik, dapat menyebabkan perdarahan,” terang Roy.
2. Plasenta sudah lepas tetapi belum sepenuhnya keluar, kantung ketuban masih di dalam rahim, serta adanya infeksi pada jaringan di sekitar janin yang kemudian menimbulkan infeksi pada rahim.
3. Pada persalinan sesar, perdarahan lanjutan umumnya terjadi manakala rahim tidak berkontraksi dengan baik setelah plasenta dikeluarkan. “Jika rahim tidak berkontraksi dengan semestinya, maka pembuluh darah akan mengeluarkan banyak darah,” ungkap Roy. Hal itu bisa terjadi pada kehamilan bayi besar (di atas 3,5 kg) dimana regangan rahim cukup besar dan membutuhkan waktu agak lama untuk kembali ke ukuran semula.
Nah, untuk mengantisipasi hal itu, biasanya dokter segera memberikan oksitosin guna mendorong rahim berkontraksi dan menekan pembuluh darah di tempat plasenta menempel agar menutup.
Selain yang sudah disebutkan di atas, beberapa kondisi di bawah ini membuat Ibu kian berisiko terhadap perdarahan usai bersalin:
• Usia terlalu muda (di bawah 20 tahun) sehingga alat reproduksinya belum siap untuk persalinan.
• Usia di atas 35 tahun karena risiko untuk hipertensi dan gangguan pembekuan darah lebih tinggi.
• Mempunyai gangguan pembekuan darah.
• Menderita anemia.
• Pernah melahirkan lebih dari lima kali.
Masih Banyak yang Keliru, Begini Cara Tepat Melakukan Toilet Training pada Anak
KOMENTAR