Tabloid-Nakita.com - Operasi caesar umumnya dilakukan saat ibu hamil mengalami kondisi tertentu. Misalnya, bayi terlilit tali pusat, posisi bayi sungsang, proses persalinan berjalan lambat, atau sang ibu mengalami penyakit serius. Namun, ada pula ibu hamil yang memilih persalinan melalui caesar karena alasan lain, seperti memilih tanggal cantik untuk kelahiran bayi.
Padahal, operasi caesar tidak selamanya menguntungkan ibu hamil. Misalnya, ternyata operasi caesar memengaruhi proses menyusui. Riset menunjukkan lebih sedikit ibu yang melakukan inisiasi menyusu dini setelah caesar, ketimbang ibu yang melahirkan secara normal.
Baca: Kiat Lancar Menyusui Setelah Operasi Caesar
Menurut Renee Kam, konsultan laktasi dari International Board Certified Lactation Consultant, ada hal-hal lain yang perlu Mama ketahui mengapa operasi caesar bikin lebih susah menyusui:
Operasi caesar memperlambat keluarnya ASI. Menurut riset, hal ini lebih sering terjadi setelah caesar yang dilakukan karena kondisi darurat daripada caesar yang direncanakan. Keluarnya ASI dipicu oleh faktor hormonal, dan terjadi setelah keluarnya plasenta. Jika ASI terlambat keluar setelah caesar, hal ini lebih disebabkan oleh kondisi lingkungan setelah operasi (bukan karena operasinya sendiri). Misalnya, satu jam setelah melahirkan normal, Mama dapat mulai belajar menyusui dan melakukan skin-to-skin contact. Namun hal ini tidak memungkinkan dilakukan jika Mama baru dioperasi caesar.
Baca: Segera Dekap Bayi Usai Operasi Caesar
Obat-obatan yang digunakan bisa menunda proses menyusui. Operasi caesar membutuhkan obat-obatan epidural atau anestesi, atau kombinasi keduanya. Riset menunjukkan, obat-obatan tersebut bisa memengaruhi perkembangan bayi pada beberapa minggu pertama kehidupannya. Misalnya, gerakan tangan ke mulut, berkurangnya kemampuan melihat, bayi menjadi tidur lebih lama, dan tidak tampak keinginan melekat pada payudara Mama sehingga proses menyusui jadi lebih sulit.
ASI pertamanya tertunda. Kontak kulit dengan bayi yang segera dilakukan setelah melahirkan bisa membantu mempercepat proses menyusui. Namun jika Mama dibius selama proses caesar, ada kemungkinan terjadi penundaan kapan bayi menerima ASI pertamanya. Kemungkinan Mama baru dapat menyusui dalam dua jam pertama setelah melahirkan, dan membutuhkan bantuan untuk mengatur posisi bayi.
Baca: Meningkatkan Kekebalan Tubuh Bayi yang Lahir Caesar
Rasa nyeri menyulitkan posisi menyusui. Usai operasi, mungkin Mama masih harus mengonsumsi obat-obatan pereda nyeri. Jika nyeri berhasil diatasi, tentu akan lebih mudah bagi Mama untuk menyusui. Namun, karena hilangnya rasa nyeri terjadi secara bertahap, Mama harus mengatur posisi agar Mama dan si bayi merasa nyaman saat proses menyusui. Jenis obat yang dikonsumsi juga akan memengaruhi perilaku bayi dalam menyusu. Jadi, pastikan Mama memilih obat yang tepat agar proses menyusui tidak terganggu.
Perubahan hormon bisa memengaruhi proses awal menyusui. Hormon oksitosin, prolaktin, dan kortisol bisa berbeda pada ibu yang melahirkan melalui caesar dibanding yang melahirkan normal. Ibu yang melahirkan normal melepaskan lebih banyak oksitosin (hormon yang memberi rasa rileks dan cinta) daripada yang melahirkan secara caesar. Hormon ini, begitu juga prolaktin, mempercepat proses pemulihan usai persalinan, sekaligus merangsang produksi ASI.
Baca: Ini Berbagai Pantangan Setelah Operasi Caesar
Meningkatkan risiko kebutuhan suplementasi. Riset menunjukkan, bayi yang lahir via operasi caesar yang direncanakan memiliki persentase penurunan berat badan lebih tinggi daripada operasi yang dilakukan darurat. Persentase penurunan berat badan yang lebih tinggi tentunya meningkatkan risiko kebutuhan suplemen, misalnya susu formula. Penggunaan sufor sejak awal dikhawatirkan dapat menghentikan proses menyusui.
Secara fisiologis bayi belum siap menyusu. Terjadinya mekanisme fisiologis adalah yang menyebabkan persalinan terjadi. Tidak terjadinya mekanisme ini bisa saja menyebabkan bayi belum siap lahir dan menyusu secara efektif. Bayi yang lahir via operasi caesar juga tidak terpapar proses fisiologis dari persalinan normal, seperti pelepasan hormon oksitosin, beta-endorfin, dan adrenalin. Kurangnya proses tersebut bisa memengaruhi seberapa baik kemampuan bayi menggunakan instingnya untuk mengisap payudara sang ibu.
Baca: Persalinan Lama Bisa Mencegah Operasi Caesar
Meskipun demikian, Mama tak perlu khawatir kesulitan menyusui setelah operasi Caesar. Kemauan yang kuat dan dukungan dari keluarga tentu akan membuat Mama mampu memberikan ASI untuk si kecil. Konsultasikan juga dengan konsultan laktasi untuk membantu proses Mama menyusui.
Bantu Kurangi Tanda Penuaan Dini, Collagena Hadir Penuhi Kebutuhan Kolagen Sebagai Kunci Awet Muda
Penulis | : | Dini Felicitas |
Editor | : | Dini |
KOMENTAR