Tabloid-Nakita.com - Selepas 6 bulan seusai disusui secara eksklusif, bayi perlu mendapatkan Makanan Pendamping ASI alias MPASI. Berbicara tentang MPASI, banyak Mama yang bertanya-tanya, mulai mengapa MPASI baru dikenalkan di usia 6 bulan hingga apa bahan makanan terbaik untuk MPASI.
Nah, FB Monika, konselor menyusui, mencoba menjawab berbagai pertanyaan tersebut. Berikut bahasan seputar MPASI yang dikemas dalam format tanya jawab:
1. Usia berapa idealnya MPASI dimulai pada bayi. Apa alasannya?
Jawaban :
Usia dimulainya pemberian MPASI adalah di usia 6 bulan / 180 hari. Sesuai standar emas makanan bayi, yaitu ASI untuk bayi usia 0-6 bulan dan dilanjutkan standar emas makanan bayi yang kedua yaitu berikan MPASI saat usia bayi 6 bulan atau lebih, ASI tetap lanjut terus hingga 2 tahun atau lebih.
Mengapa di usia 6 bulan? Sebab di usia ini ASI saja tidak cukup lagi. Oleh karena itu, bahaya menunda MPASI yang ditekankan oleh WHO adalah : bayi rentan menderita ADB (Anemia Defisiensi Besi) dan juga kekurangan energi, pertumbuhan terhambat. Informasi lebih lanjut bisa dibaca artikel saya di link berikut:
http://theurbanmama.com/articles/bahaya-pemberian-mpasi-dini-menundanya.html
2. Sebutkan tanda-tanda bayi siap menerima MPASI?
Jawaban :
a. Dapat duduk tegak baik dan kepala kuat.
b. Tongue thrust reflex jauh berkurang, yaitu refleks mendorong sesuatu yang masuk mulut dengan lidah.
c. Dapat meraih, memegang dengan jempol dan telunjuk serta melakukan koordinasi tangan, mata , mulut dengan baik.
d. Dapat mengatur dan memberi tanda bila sudah kenyang. Ini tanda fisik, tanda "tidak terlihat lain" seperti kesiapan organ-organ pencernaan lain dalam menerima makanan (ada di tulisan saya Bahaya MPASI Dini).
3. Makanan apa yang diberikan sebagai MPASI pertama ?
Jawaban :
Makanan pertama MPASI sebenarnya syaratnya mudah yaitu staple food, makanan utama di mana Ibu tinggal. Jadi tinggal di Indonesia ya umumnya beras jadilah berilah bubur beras (kental) disajikan dengan ASI perah. Boleh menyelang dengan buah, pilih yang tinggi kalori seperti pisang atau sukun. Tapi dari beberapa referensi yang minim resiko alergi adalah serealia, beras-berasan. Bila reaksi bayi akan pengenalan tunggal bahan makanan baik, maka tidak perlu berlama-lama lagi, segera diperkenalkan daging merah/high iron food.
4. Apa saja syarat MPASI yang baik ?
Jawaban :
Salah satunya bervariasi. Lalu sebaiknya kaya energi, protein, dan mikronutrient terutama zat besi (ingat angka penderita ADB di Indonesia yang sangat tinggi), kaya zinc, kalsium, vitamin A, C, folat, dan lain-lain. Tidak pedas, tidak asin (tidak ditambah gula garam untuk anak usia < 1 tahun), rasa disukai bayi dan terutama : Bahan-bahan makanan tersedia di daerah Ibu tinggal (locally) dan mudah didapat .
5. Berapa banyak ASI - MPASI setiap hari (perkiraan dalam %) berdasarkan rentang usia : 6-8 bulan, 9-11 bulan dan 12-23 bulan?
Jawaban :
Porsi ASI-MPASI yang digarisbawahi adalah hingga usia 11 bulan ASI Yang Utama. Jadi saat baru mulai MPASI ya ASI masih 90% turun bertahap di rentang usia 6-8 bulan : ASI 67% MPASI 33 %. Usia 9-11 bulan ASI 55% MPASI 45%. Usia 1-2 thn ASI 38 % MPASI 62 %.
6. Berapa kali pemberian MPASI per hari dan berapa banyak per pemberian (boleh dalam ukuran ml atau dalam ukuran bentuk, misal kira-kira sekian sendok, sekian mangkok, dan lain-lain)?
Jawaban :
Frekuensi pemberian MPASI . Usia 6-8 bulan: 2-3 x sehari dan bertahap ditawarkan snack (1-2x). Usia 9-23 bulan : 3-4 x sehari dan snack 1-2 x.
Saat baru mulai MPASI mulailah 2-3 sendok saja bertahap usia 6-8 bulan mencapai 125 ml/ separuh mangkuk. Usia 9-11 bulan : 125 ml boleh bertahap hingga 3/4 mangkuk dan usia 12-23 bulan 3/4 mangkuk hingga 1 mangkuk kapasitas 250 ml.
7. Bagaimana tekstur MPASI berdasarkan rentang usia : 6-8 bulan, 9-11 bulan, dan 12-23 bulan?
Jawaban : Tekstur MPASI : 6-8 bulan. Bubur kental , dibalik tidak tumpah. Juga bentuk puree kental, mashes bertahap naik ke tim saring, kenalkan finger food usia 8-9 bulan. Usia 9-11 bulan : Makanan cincang halus, nasi tim tanpa saring, finger food. =>1 tahun : Table food/makanan keluarga, tetap perhatikan potongan makanan dan alot/tidaknya bila menyajikan daging-dagingan.
8. Sebutkan makanan kaya zat besi?
Jawaban :
Makanan kaya zat besi terdiri atas 2 golongan : Heme iron food dan Non heme iron food. Heme iron food ditemukan dari daging-dagingan yang secara asalnya mengandung hemoglobin seperti daging merah (sapi dan lain-lain). Sementara non heme iron food banyak ditemukan di tumbuhan seperti buah dan sayur. Heme iron food diserap tubuh jauh lebih besar (15-40%) dari non heme iron food (hanya 1-15% ). Oleh karena itu, bayi tidak cukup diberi sayur-sayuran kaya zat besi saja.
Selain itu, Mama juga perlu mengenal bahan makanan yang membantu serta menghambat penyerapan zat besi, itu adalah:
1. Iron enhancers / Bahan makanan dan hal-hal yang membantu penyerapan zat besi:
a) Vitamin C adalah enhancer yang paling baik (dan mudah didapat juga).
Kombinasikan pemberian makanan heme, non heme dan Vitamin C. Misalnya daging sapi, sayur bayam dan potongan tomat, jambu, kiwi, dan lain-lain yang kaya vitamin C. Atau peras lemon / jeruk di atas potongan daging sapi/ayam/seafoodnya. Silahkan digali sendiri.
b) Proses fermentasi . Contohnya tempe.
2. Iron inhibitors / Penghambat penyerapan zat besi
a. Senyawa phenolic/polifenol yang mengikat zat besi jadi mengurangi penyerapan zat besi dalam tubuh. Beberapa diantaranya adalah teh, kopi, cocoa, jadi sangat tidak disarankan bayi dan anak-anak minum 3 hal ini apalagi dalam jumlah berlebihan. Teh dapat mengurangi penyerapan zat besi hingga 60 % sementara kopi mengurangi penyerapan zat besi hingga 40 % . Selain itu membuat bayi berkurang frekuensi menyusunya. Beberapa rempah juga merupakan senyawa phenolic seperti oregano (bumbu pizza, pasta, dan lain-lain). Juga segolongan sayuran seperti kacang panjang.
2. Kalsium. Segelas susu yang diminum saat makan dapat mengurangi penyerapan zat besi hingga 50%. Susu segar tidak boleh diberikan pada anak
Moms, Yuk Wujudkan Tubuh Sehat di Tahun Baru dengan Kesempatan Emas dari Prodia Ini!
KOMENTAR