Tabloid-Nakita.com - Kejang epilepsi tidak selalu dibarengi dengan mulut berbusa, sekalipun mengalami kejang kelojotan. Mulut berbusa terjadi akibat terkumpulnya air liur di mulut saat kejang, karena tidak tertelannya air liur di mulut. Walaupun penyakit ini tidak mematikan, tapi bahayanya tetaplah besar. Padahal, epilepsi bisa dideteksi sejak lahir, loh, Bu!
Ada beberapa cara sederhana untuk mendeteksi epilepsi sejak anak baru lahir yang dapat dilihat dari tanda-tanda lahir, seperti:
1. Hipopigmentasi di kulit
2. Bercak kecokelatan berdiameter 2 cm dan berjumlah lebih dari 6 buah
3. Adanya hemangioma di 2/3 wajah,
4. Ada kelainan kongenital di daerah kepala, seperti mikrosefali atau pengapuran di jaringan otak yang dideteksi dari hasil CT scan.
Perlu diketahui, jika si kecil saat tidur tiba-tiba terbangun dan tampak ketakutan, menjerit, hingga timbul gerakan-gerakan kaki seperti mengayuh. Hal tersebut adalaj satu tanda si kecil menderita epilepsi.
Untuk pengobatannya, sekitar 70% anak akan terkontrol kejangnya dengan 1—2 macam obat anti-epilepsi. Sisanya (30%) akan menjadi kejang yang sulit diobati. Yang jelas, jika bisa dikontrol dengan baik, anak epilepsi dapat tumbuh normal, juga tak ada pantangan apa pun untuk aktivitas kesehariannya.
Tapi, epilepsi dapat dicegah dengan mencegah terjadinya gangguan perkembangan otak mulai dalam kandungan sampai anak berusia 3 tahun. Caranya dengan mencegah terjadinya infeksi kongenital TORCH saat kehamilan, adanya kelainan kongenital, mencegah bayi lahir tidak menangis, adanya infeksi susunan saraf pusat, dan adanya malnutrisi.
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
KOMENTAR