Tabloid-Nakita.com – Apakah Ibu pernah mendengar kalau, menurut cerita turun-temurun, jika janin dalam perut Ibu bergerak paling aktif di malam hari, setelah lahir dia akan menjadi bayi malam, alias banyak tidur di siang hari dan sangat aktif di malam hari. Menurut psikiater Mary O’Malley, beberapa Ibu—dan juga beberapa ahli—membenarkan cerita itu, meski hingga saat ini bukti ilmiah yang mendukung hal tersebut masih belum ada.
Asumsi pola tidur berlanjut setelah lahir sesungguhnya tidak bertentangan dengan fakta bahwa sejak sebelum lahir, bayi Ibu sudah mulai mengembangkan siklus tidur/bangun. Di awal trimester ketiga, si kecil akan mulai mengalami tidur REM (rapid eye movement—gerak mata cepat) secara aktif. Tidur REM adalah tahapan tidur yang ditandai dengan pergerakan mata secara cepat dan juga tahapan di mana mimpi terjadi. Janin juga akan mengalami fase-fase tidur non-REM—yang juga dikenal sebagai tidur nyenyak tanpa mimpi—sebulan sampai dua bulan sesudahnya.
Seperti halnya bayi baru lahir, bayi dalam rahim tidak memiliki jadwal tidur yang umumnya dimiliki orang dewasa; mereka akan beristirahat selama beberapa jam untuk kemudian terbangun juga selama beberapa jam. Jika Ibu memiliki jadwal tidur yang tidak teratur, Ibu tidak perlu merasa khawatir kalau hal itu akan mengganggu jadwal tidur si kecil. Ibu hanya perlu menunggu selama satu hingga dua bulan setelah ia lahir untuk si kecil memiliki jadwal tidurnya sendiri.
Bobo Fun Fair dan Jelajah Kuliner Bintang Jadi Ajang Nostalgia di Uptown Mall BSBCity Semarang
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR