SATU HARI SEBELUMNYA
1. Minta ayah membawa pulang ke rumah, barang-barang atau bingkisan berukuran besar hingga karangan bunga dari para kerabat.
2. Siapkan kamar bayi dan perlengkapannya. Boks/tempat tidur untuk si kecil sudah dalam kondisi bersih. Demi menghindari pencetus alergi (jika ayah atau ibu berbakat alergi), hindari penggunaan kasur dan bantal kapuk atau selimut berbahan bulu, juga pakaian yang digantung, dan karpet di sekitar kamar bayi. Penyejuk ruangan/AC harus dalam keadaan bersih, atur suhunya agar tidak terlalu dingin/panas.
3. Pastikan perlengkapan bagi bayi dan ibu sudah terbawa. Pakaian “wajib” bagi si kecil yang baru lahir, antara lain baju, popok, dan selimut bertopi (tak perlu tebal). Boleh ditambahkan sarung tangan dan kaki. Sedangkan untuk ibu, baju berkancing depan, sehingga memudahkan bila sewaktu-waktu akan menyusui. Semua pakaian sudah dicuci bersih dan disetrika rapi agar terasa nyaman saat digunakan.
4. Jangan abaikan perlengkapan tambahan, seperti keranjang khusus untuk membawa bayi di jok belakang jika ibu harus duduk di depan. Juga botol susu dan wadah air hangatnya bagi ibu yang karena satu dan lain hal tidak dapat memberikan ASI.
5. Surat-surat yang diperlukan. Ingatlah untuk mengurus surat keterangan lahir dari rumah sakit dengan nama dan keterangan yang jelas serta benar. Surat ini diperlukan untuk mengurus akta kelahiran si kecil nantinya di kantor kelurahan. Guna mengurangi kerepotan orangtua, beberapa rumah sakit juga menyediakan jasa pengurusan akta kelahiran.
6. Pastikan besok akan pulang pukul berapa. Selain agar si penjemput tak perlu menunggu terlama lalu karena ibu dan bayi mesti bersiap-siap dahulu, ayah tentu juga perlu waktu untuk menyelesaikan urusan administrasi rumah sakit/bersalin.
LANGKAH-LANGKAH DI HARI H
1. Siapkan bayi. Bila perjalanan menuju rumah cukup jauh, tak ada salahnya memakaikan pospak (popok sekali pakai/diaper) pada bayi agar tak perlu gonta-ganti popok di perjalanan.
2. Setelah bayi dipakaikan baju beserta sarung kaki dan sarung tangannya, bungkus ia dengan selimut bertopi agar tidak “kaget” saat menghadapi suhu luar.
3. Pastikan tak ada barang yang tertinggal di ruang perawatan ibu dan surat-surat penting seperti surat keterangan lahir si kecil maupun kwitansi pembayaran sudah diterima dari rumah sakit/bersalin.
4. Pesanlah kursi roda pada perawat, bila ibu masih mengalami kesulitan berjalan karena nyeri bekas sayatan operasi sesar. Komunikasikan hal ini kepada perawat yang mendampingi ibu. Bagi ibu yang memutuskan untuk berjalan (tidak menggunakan kursi roda), lakukan secara perlahan-lahan. Tak perlu terburu-buru, terutama bagi ibu yang menjalani persalinan sesar.
5. Tentukan siapa yang menggendong bayi. Jika kondisi ibu sudah kembali fit, saat keluar dari rumah sakit, hendaknya ibulah yang menggendong bayi agar si kecil merasa nyaman. Pendamping/petugas rumah sakit/bersalin membawakan barang yang harus dibawa pulang.
6. Minta kepada si penjemput agar membawa kendaraan mendekat untuk memudahkan ibu.
Perempuan Inovasi 2024 Demo Day, Dorong Perempuan Aktif dalam Kegiatan Ekonomi Digital dan Industri Teknologi
KOMENTAR