Batuk pada balita paling banyak terjadi akibat infeksi saluran napas dan alergi. Ada dua infeksi saluran napas, yaitu infeksi saluran napas atas dan infeksi saluran napas bawah. Batuk karena infeksi saluran napas atas biasanya lebih ringan. Misal, karena flu, amandel, atau radang tenggorok. Sementara batuk karena infeksi saluran napas bawah biasanya agak lebih berat, seperti pada penderita pneumonia (radang paru).
Batuk yang disebabkan alergi biasanya terjadi pada penderita asma. Selain itu, batuk juga bisa terjadi karena aspirasi, yaitu masuknya cairan atau benda asing ke paru-paru seperti ketika minum susu, atau makan keripik.
Menangani Penyakit Batuk:
ada link -Menangani Batuk Pada Anak-
Pencegahan:
Jika anak memilik asma, yang harus dilakukan adalah menghindari pemicu alergi yang menyebabkan saluran napas menyempit. Saat berdekatan dengan anak-anak, orang dewasa yang tengah mengidap flu atau batuk harus menggunakan masker dan jangan batuk di sembarang tempat. Jaga daya tahan tubuh anak dengan asupan makanan bergizi. Anak yang sehat akan memiliki daya tahan tubuh yang bagus.
Selain itu, ada beberapa penyakit penyebab batuk yang bisa dicegah dengan imunisasi, misalnya pertusis (batuk rejan atau batuk 100 hari) bisa dicegah dengan suntikan DPT. TBC juga bisa dicegah dengan suntikan BCG. Karena itu, jangan sepelekan pemberian imunisasi pada si kecil.
4. PENYAKIT DIARE
Penyakit diare yang terjadi pada bayi dan batita dapat disebabkan bakteri, virus, dan amuba. Seperti diketahui, masa bayi dan batita adalah masa bereksplorasi, hingga tak heran jika mereka memasukkan segala sesuatu ke mulutnya, seperti telapak tangan dan juga benda-benda tak bersih seperti sandal, atau makanan yang sudah jatuh.
Tak cocok dengan makanan tertentu juga sering menjadi penyebab diare. Protein susu sapi merupakan bahan makanan yang paling sering menimbulkan alergi hingga anak-anak menderita diare. Makanan lain pencetus alergi adalah ikan, telur, bahan pewarna, dan bahan pengawet.
Diare pun bisa diakibatkan ISPA (infeksi Saluran Napas Akut). Sebaliknya, diare juga bisa menyebabkan ISPA atau penyakit-penyakit lain. Itu sebab diare tak boleh dianggap enteng.
Diare yang merupakan salah satu penyakit langganan anak harus dibedakan dari mencret. Mencret adalah keluarnya kotoran yang berbentuk encer atau cairan, sedangkan diare adalah keluarnya kotoran encer sebanyak 3 kali atau lebih dalam sehari. Kadang, disertai lendir dan darah.
Penanganan penyakit diare:
* Jika mencret pertama sudah disertai darah, segera bawa ke dokter. Begitu pula jika mencret terjadi terus-menerus selama 6 jam atau lebih, disertai muntah, tak mau minum, mata tampak cekung, pusing, dan berat badan turun.
* Anak yang sudah mengkonsumsi makanan padat bisa diberi makanan yang lunak-lunak, tak berminyak, dan mudah dicerna. Paling gampang berikan bubur nasi dengan kuah sayur bening. Buah-buahan yang dianjurkan adalah apel dan pisang.
* Pemberian oralit pun disarankan pada bayi dan batita yang tengah mengalami diare.
*Obat pemampat kotoran tak dianjurkan karena akan menahan diare yang membuat racun dan kuman-kuman penyebab infeksi tertahan di dalam perut. Terlebih, jika diare disertai panas.
Pencegahan penyakit diare:
Orangtua harus menjamin makanan si kecil terjaga kebersihannya. Begitu juga dengan alat-alat makan dan lingkungan di rumah, terutama jika ia masih bayi. Jaga juga kebersihan tangan ibu.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
KOMENTAR