TabloidNakita.com - Bila saat bayi, pertumbuhannya sangat pesat, maka di usia batita cenderung melambat atau mendatar. Pertumbuhan batita memang tidak sepesat pertumbuhan bayi.
Pertumbuhan di tahun pertama memang sangat pesat, yaitu sekitar 18-25 cm untuk tinggi badan dan berat 5-8 kg. Lebih spesifik lagi, bayi 3 bulan pertama kenaikan berat badannya antara 600-1000 gr. Jadi, per minggunya naik 150-250 gr. Kemudian 3 bulan ke-2 naik sekitar 600-700 gr per bulan; 3 bulan ke-3 sekitar 400-500 gr; 3 bulan ke-4 sejumlah 300-400 gr.
Setelah umur 10 bulan, biasanya terjadi penurunan nafsu makan yang berlanjut hingga umur 2 tahun. Makanya, di tahun ke-2, kenaikan berat badan hanya berkisar antara 1,5-2,5 kg (rata-rata 2,0 kg) dan tinggi badan 6-10 cm (rata-rata 8 cm) per tahun. Jadi, sepanjang anak batita tumbuh sehat, dapat gizi bagus, dan aktif, tak perlu panik jika tubuhnya tak semontok saat bayi.
Masuk usia 3 tahun, tubuh si kecil mulai kelihatan lebih langsing lagi. Perut gendutnya yang jadi ciri khas batita pun mulai menghilang karena perkembangan lemaknya juga jauh berkurang, walau ototnya berkembang. Jadi, jangan kaget jika tubuh si kecil tambah gepeng di usia 3 tahun. Kenaikan di tahun ke-3 bersifat tetap, yaitu kenaikan berat badan lebih kurang 2,0 kg dan tinggi badan 6-8 cm per tahun.
Jangan hanya ukur berat anak, tapi ukur juga tingginya
Untuk mengetahui berat badan si kecil proporsional atau tidak, tak cukup hanya dilihat dari berat badan anak, tapi juga harus diperhitungkan tinggi badan anak.
Karena itu, dalam membaca grafik pertumbuhan anak harus bersamaan antara grafik berat badan dan tinggi badan. Keduanya harus tumbuh/bertambah dengan kecepatan sama. Bila keadaan grafik tak sama, seperti, angka berat badannya melewati garis atas atau bawah, bisa diartikan tak normal. Anak mungkin mengalami obesitas atau malah kekurangan energi protein.
Sebaiknya kita memantau pertumbuhan fisik si kecil setiap 3-6 bulan sekali, guna mengetahui keadaan kesehatannya. Dengan demikian, bila ada yang tak beres, bisa segera diketahui. Misal, beratnya tak kunjung naik, justru menurun. Ingat-ingat apakah ia baru sembuh sakit? Kalau, ya, wajar saja beratnya turun saat ditimbang. Muntaber yang hanya berlangsung 1-2 hari, misal, bisa menurunkan berat badan anak sampai 10 persen.
Yang juga patut dicermati, tinggi badan anak. Waspadai jika tingginya tak bertambah. Biasanya ini indikator anak mengalami penyakit kronis, seperti TBC, penyakit darah atau ginjal.
Sudah jelas kan, pentingnya mengukur tinggi badan anak. Juga, orangtua tidak kelewat cemas bila pertumbuhan batita tidak sepesat pertumbuhan bayi.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
KOMENTAR