Kedekatan orangtua dengan batita jelas penting. Porsinya pun harus pas. Berikut plus-minusnya:
Plus:
• Rasa aman.
Membangun rasa aman harus dimulai sejak anak berusia bayi dan berlanjut hingga usia selanjutnya. Dengan kehadiran orangtua di dekatnya, anak batita tidak merasa risau dan sendirian. Ada sosok yang diharapkan dapat melindungi, memberikan kasih sayang, memenuhi kebutuhannya, dan seterusnya.
• Percaya diri.
Buah dari rasa aman yang tumbuh akan membuat anak batita lebih percaya diri. Rasa percaya diri akan terlihat dalam setiap tonggak perkembangannya, yakni ia tidak ragu mencoba hal baru seperti saat belajar berdiri, berjalan, menaiki tangga, mencoba mainan baru, dan seterusnya. Perkembangan sosialisasinya baik, ia tidak takut berada di lingkungan baru, contohnya mau memberikan salam saat diminta pada orang yang baru ditemuinya.
• Dasar keterbukaan.
Buah dari kedekatan itu tidak hanya dirasakan saat di usia batita tapi juga di usia selanjutnya. Kedekatan menjadi dasar yang kuat untuk membangun keterbukaan dengan orangtua di usia selanjutnya. Anak-anak yang sudah dekat pada orangtuanya sejak kecil dengan mudah akan mengungkapkan apa yang dirasakan/ditemui di usia-usia kritis seperti masa remaja.
• Mengasah kemampuan verbal.
Di usia batita anak sedang mengembangkan kemampuan verbalnya. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan mengajaknya terus bicara, sehingga ada kata-kata baru yang terserap dalam memorinya sekaligus coba diulanginya. Orangtua yang memiliki kedekatan dengan anak akan mengajaknya bicara saat melakukan aktivitas bersama, ia akan mencoba bertanya dan memancing jawab, sehingga kemampuan verbalnya lebih terasah. Ini sedikit berbeda bila si batita diasuh oleh orangtua atau pengasuh yang cenderung pasif.
Minus:
Kedekatan orangtua dengan batita yang berlebihan akan membawa serangkaian dampak negatif, seperti:
• Selalu bergantung.
Kedekatan apalagi kalau disertai kemanjaan yang berlebihan akan membuat batita selalu bergantung pada orangtua. Ia merasa tidak berdaya untuk melakukan segala sesuatunya sendiri sehingga selalu mengharapkan bantuan orangtuanya. Yang seperti ini jelas tidak sehat untuk perkembangan selanjutnya.
• Penakut.
Sosok yang selalu bergantung ini bisa terlihat dengan mudah sebagai batita penakut dan cengeng. Ia tidak berani mencoba hal-hal baru yang ditawarkan lingkungan. Saat bergaul ia selalu bersembunyi di belakang punggung orangtua dan tidak berani melakukan sesuatu tanpa meminta persetujuan orangtua terlebih dahulu.
• Terlewat banyak hal.
Dampak negatif itu akan membuat batita melewati banyak kesempatan pada masa eksplorasinya. Seperti sudah disinggung di atas, ia tidak berani mencoba sesuatu yang baru, suatu hal yang seharusnya dilakukan di usia batita. Akibatnya pertumbuhannya kurang optimal, karena sedikit-sedikit, “Maa… Paa…”
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
KOMENTAR