Nakita.id - Bayi baru lahir sangat rentan terkena berbagai jenis penyakit, salah satunya tetanus.
Tetanus pada bayi baru lahir disebut dengan tetanus neonatal.
Penyebabnya sama dengan tetanus pada orang dewasa, yaitu bakteri Clostridium tetani yang ditemukan di usus binatang, tanah, mulut, dan kotoran hewan ternak.
BACA JUGA : Waspadai Neonatal Tetanus pada Bayi Baru Lahir, Cermati Tandanya Moms!
Pada bayi baru lahir, biasanya infeksi terjadi pada tali pusat.
Infeksi yang tidak terobati akan menimbulkan berbagai komplikasi serius, bahkan bisa sampai meninggal.
Seorang ibu menjadi rentan terinfeksi dan menularkan pada anaknya faktor utamanya karena lalai diimunisasi.
Selain itu, ada juga faktor lainnya yang bisa memengaruhi.
BACA JUGA: Inilah Saat Tepat Memijat Bayi, Manfaatnya Langsung Terbukti
Beberapa faktor risiko lainnya yang bisa meningkatkan risiko penyakit ini antara lain:
- Perawatan tali pusat yang buruk seperti pemotongan tali pusat yang tidak higienis
- Penyunatan yang tidak higienis
BACA JUGA : meningitiCara Sederhana Deteksi Meningitis pada Anak, Orangtua Wajib Tahu
- Tindik kuping yang tidak higienis
- Petugas kelahiran tradisional dan praktek tali pusat yang tidak steril
Sebetulnya tidak semua jenis clostridium tetani bisa menyebabkan tetanus, Moms.
BACA JUGA: Konsumsi Mentimun Setiap Hari Selama 1 Bulan, Moms Akan Merasakan Perubahan Ini
BACA JUGA: Kedua Orangtua Meninggal Misterius, Citra Kharisma Curhat dan Mohon Hal Ini
Namun, keberadaan racun pada jenis tertentu yang paling bisa menyebabkan infeksi.
Nah Moms, agar bayi baru lahir tidak terkena tetanus, sebaiknya lakukan pencegahan dengan vaksinasi saat kehamilan.
Selain itu, perhatikan faktor risiko lainnya seperti yang sudah disebutkan.
BACA JUGA : Sederhana! Inilah 6 Aktivitas Stimulasi Agar Bayi Cerdas
Bila menemukan tanda-tanda yang mengindikasikan tetanus pada bayi, sebaiknya segera konsultasikan pada dokter.
Rekap Perjalanan Bisnis 2024 TikTok, Tokopedia dan ShopTokopedia: Sukses Ciptakan Peluang dan Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digital
Source | : | WHO,www.nimedhealth.com.ng |
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
KOMENTAR