Nakita.id - Masih meninggalkan luka yang mendalam bagi segenap keluarga serta seluruh masyarakat Indonesia mengenai kejadian ledakan bom yang menyerang tiga gereja di Surabaya.
Korban berguguran, bahkan menewaskan anak usia 11 tahun dan 8 tahun.
Evan meninggal lebih dahulu, kemudian Nathanael yang telah berhasil menjalani tindakan amputasi pada kakinya juga menghadap Yang Kuasa.
BACA JUGA: Sempat Dilakukan Operasi, Nathanael, Adik Evan Menghembuskan Napas Terakhir
Tentu tak mudah baginya jika sudah mengetahui kedua anaknya yang tampan dan juga taat meninggal dunia dan meninggalkan trauma mendalam bagi ibu, juga Erry, ayah Evan dan Nathnael.
Tak hanya keluarga Erry, masih banyak keluarga korban yang pasti merasa terpukul, juga mengalami trauma mendalam akibat ledakan bom Surabaya ini.
Memahami kondisi tersebut, Kementerian Sosial menurunkan tim pendamping keluarga dan korban aksi teror di Surabaya.
Tim tersebut terdiri dari tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) sebanyak 25 orang, Taruna Siaga Bencana (Tagana) sebanyak 30 orang, ditambah Tenaga Pelopor Perdamaian, Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur dan Dinas Sosial Kota Surabaya untuk membantu para korban.
BACA JUGA: Kakaknya Meninggal Akibat Ledakan Bom, Kaki Adik Evan Terpaksa Harus Diamputasi
Tim Kementerian Sosial ini, kata Menteri Sosial Idrus Marham, adalah bentuk kehadiran negara memberikan pendampingan dan perhatian kepada para korban.
Tim ini juga dapat memastikan kebutuhan korban dan keluarga terpenuhi dengan baik.
"Ini adalah tanggung jawab negara. Dengan adanya tim LDP diharapkan dapat memberikan rasa tenang dan menghapus trauma korban dan keluarga korban secara perlahan-lahan. Kami akan berupaya sebaik mungkin menangani korban dan keluarganya," kata Idrus dalam keterangan tertulis, Minggu (13/5/2018).
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR