Nakita.id - Selama kehamilan Moms dapat mengetahui berat badan bayi di dalam kandungan melalui pemeriksaan USG.
Biasanya dokter akan memantau berat badan janin berdasarkan dua hal, yaitu sesuai usianya dan juga perkembangannya.
Lalu bagaimana jika berat badan bayi tidak bertambah selama di dalam kandungan?
Jika berat badan janin tidak bertambah dalam dua minggu maka ia memiliki perkembangan yang lambat.
Namun, dokter biasanya akan melihat berdasarkan ukuran janin sesuai dengan usianya.
BACA JUGA: Moms, Ini Tandanya Jika Berat Badan Janin Normal dan Sehat
"Dari hasil USG dapat dilihat juga apakah meski beratnya kecil tapi ukurannya simetris atau tidak.
Kalau tidak simetris, misalnya ukuran kepala normal atau perutnya kecil, mungkin ada gangguan kongenital.
Namun bila perbandingan kepala dan perut janin simestris, maka Ibu disarankan untuk melakukan intervensi nutrisi untuk mengejar pertambahan berat badan janin," ujar dr. Boy Abidin Sp.OG (K), ginekolog dari RS.Mitra Keluarga Kelapa Gading Jakarta seperti dilansir dari Tabloid Nakita.
Apa saja dampak jika berat badan rendah selama di kandungan?
Jika berat badan bayi rendah selama di dalam kandungan maka dapat berpotensi Si Kecil mengalami masalah kesehatan yang serius, seperti pertumbuhan yang terlambat, kelahiran prematur hingga berisiko besar mengalami penyakit jantung, obesitas, serta diabetes saat ia berusia dewasa.
BACA JUGA: Video Detik-detik Anak yang Dibonceng Terduga Pelaku Bom Polrestabes Diselamatkan Polisi
Janin yang memiliki berat badan rendah juga berisiko mengalami persalinan prematur karena umumnya ia tak tahan terhadap kontraksi di trimester ketiga kehamilan.
Bahkan mereka juga rentan mengalami kematian dalam kandungan.
"Bila semua intervensi yang dilakukan tidak berhasil menambah berat badan janin, mungkin memang lebih baik dilahirkan untuk ditingkatkan berat badannya di luar rahim.
Yang penting organ-organ janin sudah siap untuk hidup di luar kandungan," katanya.
Penyebab bayi mengalami kurang berat badan selama di dalam kandungan dikarenakan oleh adanya gangguan sirkulasi darah, kondisi plasenta yang menyebabkan transfer nutrisi dari ibu terhambat, nutrisi ibu kurang atau adanya infeksi pada Moms.
BACA JUGA: Jadi Sahabat Korban Bom Surabaya, Presenter Ini Ungkap Duka Mendalam
"Faktor infeksi sering kurang diperhatikan.
Padahal infeksi ini juga berkontribusi pada kelahiran prematur. Infeksi bisa berasal dari gigi atau gusi, infeksi keputihan, dan sebagainya," ungkap dr. Boy.
Untuk mengetahui ada tidaknya infeksi, bisa dilakukan pemeriksaan laboratorium CRP (C-reactive protein).
"Kalau hasilnya tinggi atau lebih dari 6, berarti ada infeksi dalam 24 jam terakhir," papar Boy.
Penulis | : | Gisela Niken |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR