Nakita.id - Bicara soal jumlah tak cukup hanya dengan mengatakan banyak, beberapa, atau sedikit. Ada sistem bilangan yang dapat lebih spesifik menjelaskannya. Bilangan yang dilambangkan dengan angka-angka merupakan bagian dari ilmu matematika (aritmatika).
Lalu bagaimana cara mengajarkan angka dan bilangan kepada anak?
1. Dimulai di usia batita
Pengenalan angka kepada anak dapat dimulai di usia batita sebagai bekal adaptasinya dengan lingkungan. Dimulai dengan menghafal nama-nama bilangan dari lagu anak-anak seperti, “Dua mata saya, hidung saya satu....” dan pemahaman konsep jumlah dengan menjelaskan misalnya, “Ini satu buah jeruk untukmu,” maka akan lebih mudah baginya untuk memiliki pengetahuan dasar berhitung.
Paling tidak, di usia 1 tahunan anak sudah tahu bedanya 1 jeruk dan 2 jeruk. Bahkan selanjutnya, jika si batita minta 3 apel tetapi hanya diberi 2, ia sudah bisa protes.
Baca Juga: Coba #FamilyQuality untuk Bantu Anak Belajar Hal Baru dengan Cara yang Tidak Membosankan
2. Mudah menghafal
Barangkali orang dewasa akan heran melihat bagaimana si batita dengan mudahnya dapat menghafal bilangan 1 sampai 10 dalam bahasa ibu, bahkan bahasa lainnya, jika ia mendengarnya berulang-ulang.
Meskipun kadang bilangannya tidak lengkap atau urutannya terbalik-balik, hal itu sungguh luar biasa. Apakah anak paham maknanya? Pasti belum secara luas.
Namun, anak batita dapat dengan cepat menilai mana yang banyak dan sedikit ataupun membedakan 1 jeruk dengan 2 jeruk. Hebat bukan? Sebab seperti dikatakan Howard Gardner, kecerdasan matematika merupakan salah satu dari kecerdasan majemuk (multiple intelligences) yang dimiliki manusia (dengan tingkat potensi yang berbeda-beda pada setiap anak tentunya).
Kemampuan matematis seperti halnya kemampuan bahasa menjadi bagian dari fungsi otak yang begitu terstimulasi akan terasah menjadi keterampilan.
3. Memahami pengurangan
Sebuah percobaan pernah dilakukan pada anak batita berumur 14-16 bulan di California, yang menunjukkan bahwa mereka sudah memperlihatkan kemampuan untuk memahami pengurangan.
Si kecil diperlihatkan 3 buah boneka beruang. Kemudian, seorang dewasa mengambil salah satu boneka tersebut dengan cepat lalu menyembunyikannya. Beberapa batita menunjukkan keterkejutannya melihat boneka yang hilang.
Di antara mereka, bahkan ada yang menangis karena merasa kehilangan. Jelas para batita sudah memahami, bahwa dari sekian jumlah boneka ada satu yang hilang, atau tiga boneka telah berkurang menjadi dua.
4. Jumlah banyak
Percobaan lainnya menunjukkan, anak batita cenderung memilih apa pun yang jumlahnya lebih banyak. Ini ditunjukkan, ketika ada dua keranjang apel, satu keranjang berisi dua apel, keranjang lainnya berjumlah tiga, anak batita cenderung berjalan menuju keranjang yang lebih banyak isinya.
Inilah yang disebut rasa matematika. Umumnya, di usia 1-3 tahunan, anak masih dalam taraf membilang atau menyebutkan angka secara urut dan kadang melompat.
Baca Juga: Cara Cepat Mengajari Anak Jago Matematika Sejak Dini, Tanpa Stres dan Marah
Namun, teori mengatakan, paling tidak sampai usia 3 tahunan anak harus bisa membilang sampai 5. Kenyataannya, banyak anak batita mampu membilang lebih dari 5.
Di usia 2,5 - 3 tahun, ia mulai mengerti bahwa setiap lambang bilangan (angka) mempunyai karakteristik yang unik. Bahwa tiga dilambangkan angka “3”, jumlahnya pun tidak sama (lebih banyak) dengan dua yang dilambangkan angka “2”.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
KOMENTAR