Di usia ini anak sudah bisa berjalan (meski beberapa anak mungkin masih agak tertatih-tatih alias belum stabil benar), dapat mendorong atau membawa mainan sambil berjalan, serta mampu membungkuk kemudian bangun sendiri. Selain mulai berlari (sesekali masih limbung), mampu menendang bola (meski belum terarah sama sekali), naik-turun tangga, dan berjalan mundur. Berikut beberapa permainan bola yang sesuai dengan perkembangan anak usia batita awal ini:
1. Memindah-mindahkan Bola
* Jenis/ukuran/bahan bola yang digunakan:
Ukuran bola sebaiknya tidak terlalu besar karena tubuh anak relatif masih kecil hingga akan sulit memegang dan membawa-bawanya. Namun jangan pula terlalu kecil mengingat anak usia ini masih dalam tahap oral yang gemar memasukkan apa pun ke mulutnya.
* Tempat bermain:
Carilah lokasi bermain yang cukup empuk, seperti kasur, karpet tebal, rerumputan yang tidak berbatu, dan sejenisnya. Mengapa? Karena batita awal masih total belajar mengontrol diri. Orangtua harus membantu dan menjaganya dengan pengawalan melekat, sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat hal-hal sederhana yang tidak semestinya bisa ditekan.
*Cara bermain:
Sediakan beberapa bola yang ditempatkan di wadah besar, semisal ember besar. Buat 2 home base berjarak 1—2 meter dan tempatkan 1 ember di setiap home base. Secara pelan-pelan ajarkan seperti apa "aturan" bermainnya, yakni membawa bola dengan dipeluk dari home base yang satu ke home base yang lain. Begitu seterusnya sampai bola di ember salah satu home base habis semua. Permainan ini sangat cocok dengan cara bermain bola batita awal yang masih pararel dimana mereka selalu ingin menguasai bolanya sendiri dan tak mau berbagi dengan temannya. Perilaku ini bukan lantaran mereka pelit, tapi semata-mata karena perkembangan sosialnya memang baru sampai tahap itu.
*Manfaat:
2. Tangkap Bola
* Jenis/ukuran/bahan bola yang digunakan:
Bola berukuran sedang yang ringan dan pastikan pula bahannya aman bagi si kecil.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
KOMENTAR