Untuk berbicara kepadanya, gunakan kata-kata yang sederhana. Misal, kata sedih lebih mudah dimengerti daripada berdukacita. Sedapat mungkin hindari memakai kata-kata yang maknanya masih abstrak bagi anak. Misalnya, tanggung jawab, keselamatan, kebenaran atau keadilan.
Untuk itu lebih baik ganti dengan contoh-contoh kehidupan sehari-hari yang ia kenal.
Baca Juga: Berikut Ini Tips Menciptakan Rumah Aman dan Nyaman Untuk Si Kecil yang Mulai Belajar Berjalan
Selain itu, karena proses berpikir sering kali lebih cepat dibanding kemampuan berbicaranya, anak usia batita sering bicara tergagap-gagap.
Kita harus peka terhadap situasi ini dengan menunjukkan perhatian dan kesabaran dalam menunggu atau membantunya mengungkapkan pikirannya dalam perkataan.
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
KOMENTAR