Saat anak menggigit, jangan memarahi atau menghardik, sebab hal tersebut bisa menambah rasa frustrasi anak. Sebaiknya orangtua mengajarkan keterampilan berkomunikasi yang bisa digunakannya untuk mengekspresikan perasaannya. Bantu juga si kecil untuk bisa mengekspresikan perasaannya melalui kata-kata. Orangtua dapat juga melakukan pencegahan dengan menjauhkan anak dari seseorang atau benda-benda yang ada di dekatnya saat terlihat ia hendak menggigit. Perhatikan tanda-tanda anak yang sedang dilanda frustrasi, dan siap-siaplah turun tangan meredakan perasaannya dengan kehangatan dan rasa sayang. Peluk anak, katakan, “Mengapa kamu marah? Ayo ceritakan pada Ayah,” misalnya. Ajarkan juga kata-kata untuk mengungkapkan perasaan, seperti “Itu punyaku!” atau “Jangan paksa aku, dong!”
* Menggigit = menunjukkan kekuatan.
Anak batita berada pada usia egosentris yang ingin menunjukkan “kuasa”nya. Apalagi saat melakukan gigitan pertamanya, orangtua lantas mengikuti apa kemauan si anak. Si batita jadi berpikir, “Eh, apa mauku diikuti.” Maka dari situ dia akan menjadikan gigitan sebagai alat kekuatannya. Contoh, saat temannya tidak memberikan apa yang dimintanya, dia akan menggigit temannya. Begitu juga pada orangtua.
Cara mengatasi:
KOMENTAR