Tabloid-Nakita.com - Selain kesiapan anak, perhatikan pula kondisi orangtua, terutama ibu. Ini langkah mudah ajari anak toilet learning :
1. Perlu kesiapan orangtua
Selain kesiapan anak, perhatikan pula kondisi orangtua, terutama ibu, yang lebih banyak terlibat dalam proses toilet learning. Jangan memulai program ketika Anda sedang konsentrasi pada pekerjaan, memasuki kantor baru, mengalami morning sickness karena kehamilan anak berikutnya, dan lain-lain.
2. Gunakan peralatan yang tepat.
Pastikan peralatan yang Anda sediakan nyaman dan aman digunakan. Kloset di kamar mandi umumnya diperuntukkan orang dewasa sehingga tak nyaman digunakan anak. Dibutuhkan peralatan tambahan agar dapat memanfaatkan peralatan orang dewasa. Pilihlah yang nyaman dan menarik minat anak. Penggunaan potty training dapat membantu. Hendaknya potty training tak terlalu tinggi agar anak mudah menaikinya.
3. Ciptakan rutinitas.
Biasakan anak ke kamar mandi atau minta anak duduk di potty-nya setiap 3-4 jam sekali, termasuk saat baru bangun tidur dan hendak tidur. Ini akan membantu kemampuannya mengontrol BAK.
4. Ajarkan caranya yang tepat
Anak belajar dengan cara mengimitasi. Perlihatkan cara tepat menggunakan kamar mandi. Lakukan secara berurutan, dari posisi yang tepat ketika pipis (anak laki-laki berdiri dan anak perempuan jongkok), membersihkan kemaluan, mengeringkan wilayah kemaluan (bagi anak perempuan), mengenakan celana, menyiram hingga bersih (menekan tombol flush bila menggunakan kloset), dan cuci tangan dengan sabun. Khusus anak perempuan, pastikan ketika membersihkan alat kelamin dimulai dari depan, lalu mengarah ke belakang agar terhindar dari infeksi saluran kemih.
5. Siap memberi pertolongan.
Tumbuhkan keyakinan pada anak, Anda dan pengasuh selalu siap sedia membantu bila ia sewaktu-waktu membutuhkan pertolongan ketika akan pergi ke kamar kecil. Berikan bantuan segera, misal, ketika si kecil kesulitan membuka celananya.
6. Berikan celana yang tipis dan nyaman.
Langkah mudah toilet learning lainnya, kenakan pada si kecil, celana dalam dari bahan kaus yang nyaman dan tipis untuk memudahkannya melepas ketika akan ke kamar mandi dan memakainya lagi sesudahnya.
7. Bijaksana ketika anak mengalami kemuduran.
Wajar bila sesekali anak mengalami “kegagalan” alias mengompol di celana. Jangan memarahi atau menghukumnya. Pengalaman “kegagalan” ini juga membantu anak agar dapat mengembangkan kemampuan mengontrol BAK/BAB.
8. Perkenalkan latihan di malam hari.
Setelah anak mampu seharian (siang) tidak menggunakan pospak, cobalah memulai latihan di malam hari. Umumnya, latihan di malam hari tak dapat selesai dalam waktu pendek, bisa sampai berbulan-bulan, bahkan tahunan. Ini karena anak masih sulit bangun di tengah malam untuk ke kamar mandi. Awalnya, tetap gunakan pospak tapi tekankan kepada anak, bila terbangun di malam hari dan ingin BAB/BAK, ia harus segera turun dari tempat tidur dan panggil/beri tahu orangtua/pengasuh untuk mendampingi ke kamar mandi. Bisa juga dengan meletakkan potty training di dekat tempat tidurnya. Bila dalam 5 malam anak mampu mengontrol keinginan untuk BAB/BAK dan pospaknya kering, maka dapat mulai menggunakan celana dalam. Untuk berjaga-jaga, gunakan pelapis antibocor pada tempat tidur agar kasur tidak basah bila tiba-tiba anak mengompol. Batasi konsumsi air minum menjelang tidur, sehingga dapat membantu mengurangi keinginan untuk BAK di tengah malam.
9. Tunggu sampai anak siap.
Percaya atau tidak, ketika secara mental dan fisik anak siap untuk mempelajari keterampilan baru ini, maka proses akan berjalan lancar dan menyenangkan.Bila anak belum siap dan dipaksa melakukan toilet learning, prosesnya akan berlangsung lebih lama dan pastinya akan lebih merepotkan.
Yuk coba langkah mudah ajari anak toilet learning di atas
10. Berikan penghargaan.
Jangan lupa, berikan pujian setiap kali anak berhasil melaksanakan toilet learning. Ingat, jangan sesekali menggunakan pospak kembali dengan alasan apa pun bila program ini telah berhasil dilaksanakan.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
KOMENTAR