Tabloid-Nakita.com - Berdasarkan riset-riset tersebut, para ahli menyimpulkan, jika anak hanya diperdengarkan musik secara pasif, meski musik klasik sekalipun, tidak memiliki dampak jangka panjang terhadap kecerdasan anak. Mendengarkan musik hanya membantu mengaktifkan otak dalam jangka waktu yang singkat.
Di sisi lain, mendengarkan musik apa saja, tidak hanya musik klasik, jika orang tersebut merasa senang dan dapat menikmati musik tersebut, akan berdampak pada aktifnya sel-sel otak. Namun jika ia tidak menyukai musik yang diperdengarkan, maka musik tersebut tidak akan berpengaruh apa pun pada kemampuan pengerjaan tes spasial. Oleh karena itu, mendengarkan musik sepanjang hari pun, bahkan hingga tertidur, jika hanya “pasif” sebagai pendengar, tidak akan memengaruhi kecerdasan dan hanya membantu memperbaiki aktivasi otak sesaat, misalnya memperbaiki mood.
Paling baik adalah mengajari anak untuk bermain alat musik. Penelitan neurosains terkait musik yang dilakukan baru-baru ini menunjukkan, mengajari anak bermain musik terbukti berdampak pada kecerdasannya di masa depan.
Pada para musisi dan individu yang pernah diajarkan bermain musik, ditemukan area bagian otak depan mereka—yaitu, bagian yang berperan terhadap fungsi berpikir dan penyelesaian masalah—lebih aktif dibandingkan individu yang tidak pernah belajar bermain musik. Bahkan, ada pula yang menunjukkan, belajar bermain alat musik dapat berdampak pada terbentuknya kemampuan regulasi emosi dan keterampilan sosial yang lebih baik
Saat belajar memainkan suatu alat musik, anak dilatih memusatkan pikiran (berkonsentrasi), memberi perhatian kepada pelatihnya, merangkai bunyi menjadi alunan nada, mengenal perbedaan nada-nada, melakukan koordinasi sensomotoris. Jika kelak bermain dalam sebuah orkestra, anak juga akan belajar bekerja sama dan memadukan suara yang dihasilkan alat musiknya dengan anggota orkestra lainnya. Karena itulah para ahli sepakat, bermain alat musik merupakan salah satu cara yang baik untuk membangun kecerdasan berpikir maupun emosional seorang anak.
Mengenai kapan tepatnya seorang anak belajar bermain musik, bergantung pada kesiapan anak, sejauh mana ia sudah mau dan menunjukkan ketertarikan pada musik. Idealnya memang, anak diperkenalkan pada musik sejak dini, maka akan semakin mudah otaknya menyerap keterampilan baru tersebut. Bahkan, terdapat penemuan menarik yang menyatakan, anak usia setahun pun sebenarnya sudah bisa dilatih bermain musik sederhana dan hal ini berdampak pada kemampuan bahasa dan sosial anak.
Selain itu, meski hanya belajar dalam jangka waktu pendek, yaitu kurang dari setahun memainkan alat musik, penelitian menunjukkan, ternyata dampak positifnya masih terus melekat hingga dewasa, artinya bertahun-tahun setelah ia tidak lagi bermain musik.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
KOMENTAR