Tabloid-nakita.com – Ini tip terakhir dari enam cara menidurkan si balita, yaitu waktu yang tepat untuk memisahkan anak dan tidur di kamarnya sendiri.
6. Jangan terlalu cepat memisahkan anak.
Ketika si kecil sudah berumur dua tahun—waw, sudah besar, ya!—Mama ingin merayakannya dengan membelikannya sebuah tempat tidur imut-imut yang sedang mendapat diskon besar di toko langganan. Tapi segera setelah Mama melakukan perubahan, si kecil malah akan segera terbangun setelah Mama mematikan lampu atau setiap beberapa menit.
Mengapa hal itu terjadi? Sebenarnya, sebelum berumur tiga tahun, banyak anak yang merasa belum siap untuk meninggalkan orangtuanya dan tidur sendiri. Mereka belum punya perkembangan kognitif yang cukup dan belum bisa mengontrol dirinya sendiri untuk tetap berada di dalam pembatas imajiner tempat tidur.
Menjelang umur tiga tahun, mungkin si kecil sudah lebih siap dan Mama sudah mulai bisa mengajaknya untuk tidur di kasurnya sendiri. Mungkin merupakan kata operatif di sini: Jika ia masih merasa sulit untuk tetap berada di tempat tidurnya, Mama selalu boleh melonggarkan waktu untuknya.
Hampir sama dengan ketika Mama melatih si kecil untuk tidak lagi menggunakan popok dan berlatih menggunakan toilet dengan baik, jika anak Mama memilih untuk kembali tidur bersama Mama, hal itu janganlah dianggap sebagai suatu kegagalan. Jika belum berhasil, tidak ada salahnya untuk melangkah mundur ke tahap sebelumnya, karena toh pada akhirnya anak Mama akan bisa mengatasi kasur untuk anak besar—dan bisa jadi dia malah akan minta dibelikan satu khusus untuknya. Faktanya, tidak ada anak SD yang masih tidur bersama orangtuanya.
Dan setelah Mama sukses mengatasi enam kesalahan umum orangtua saat menidurkan si kecil—yaitu, si kecil pergi tidur tepat waktu dan terus tertidur sepanjang malam—, bukan hanya Mama yang akan merasa bahagia, tapi juga anak Mama yang sekarang kualitas tidurnya lebih baik, dan yang pasti Papa juga akan ikut merasakan hasilnya. Selamat mencoba dan semoga berhasil.
Penulis | : | Santi Hartono |
Editor | : | Santi Hartono |
KOMENTAR