Nakita.id - Tampaknya sudah terlihat wajar jika kakak adik sering bertengkar, bahkan untuk masalah-masalah sepele. Hanya frekuensinya saja yang berbeda, dalam arti ada yang intensitasnya tinggi alias berantem terus, dan ada yang cuma berselisih paham. Nah, yang menentukan sering tidaknya adik-kakak bertengkar ini, terutama adalah orangtua.
Jika orangtua hidup dalam suasana serba “panas”, besar kemungkinan pertengkaran adik-kakak akan sering muncul. Sebaliknya, yang terbiasa hidup dalam suasana demokrasi lewat diskusi atau contoh langsung dengan tidak saling ngotot saat menghadapi masalah, akan lebih jarang muncul hal-hal “panas” antara kakak-adik. Jadi, kakak adik sering bertengkar bukan tidak mungkin disebabkan oleh contoh dari orangtua sendiri.
(Baca juga : Bahaya Bertengkar di Depan Anak)
Pada dasarnya, masalah kakak adik sering bertengkar di usia balita lebih disebabkan belum berkembangnya kemampuan sosial si anak, termasuk di antaranya menghargai perasaan orang lain, mengalah, maupun kompromi. Kalau kemampuan-kemampuan tersebut belum terasah, anak akan menangkap bahwa satu-satunya cara menyelesaikan masalah adalah dengan bertengkar.
Tugas orangtualah mengajarkan/mengasah kemampuan sosial dengan membuka wawasan anak bahwa ada banyak alternatif dalam menyelesaikan masalah. Dengan begitu, kejadian kakak dan sering bertengkar dapat diminimalkan.
Itulah mengapa, seiring pertambahan usia, pertengkaran akan surut/mereda dengan sendirinya. Kasus kakak adik sering bertengkar pun semakin menurun. Sebab, social skill mereka pun sudah banyak dan semakin berkembang, hingga bila semula hanya pertengkaran yang dijadikan alternatif tunggal, kini banyak solusi lain.
(Baca juga : Trik Mengatasi Kakak Adik Yang Sering Bertengkar)
KAKAK ADIK SERING BERTENGKAR, ORANGTUA MESTI INTROSPEKSI DIRI
Jangan-jangan orangtua justru merupakan faktor penguat pada kebiasaan kakak adik sering bertengkar. Di antaranya, orangtua suka menyalahkan orang lain, termasuk pasangan dan anaknya sendiri. Dengan kebiasaan menyalahkan, meski barangkali dilakukan tanpa sengaja, anak cenderung meniru/ menunjukkan sikap sama.
Sehingga setiap kali bertengkar, ia lantas menyalahkan pihak lain. Di antaranya, orangtua suka menyalahkan orang lain, termasuk pasangan dan anaknya sendiri.
Dengan kebiasaan menyalahkan, meski barangkali dilakukan tanpa sengaja, anak cenderung meniru/ menunjukkan sikap sama. Sehingga setiap kali bertengkar, ia lantas menyalahkan pihak lain.
(Baca juga : Urusan Tidur Anak Saja Bisa Bikin Orangtua Bertengkar)
Semoga dengan teladan orangtua, kejadian kakak adik sering bertengkar jarang terjadi.
KOMENTAR