TabloidNakita.com – Mengapa anak sampai marah, menangis berguling-guling, dan lainnya. Berikut cara mengenal emosi marah anak:
EMOSI MARAH
Awalnya, anak mengekspresikan emosi marah dengan menangis, berteriak, memukul, membanting barang, dan perilaku yang lebih bersifat agresivitas fisik, bahkan dengan cara guling-guling di lantai, misal. Anak pun kadang tak peduli dengan emosi marah apakah di tempat ramai dengan ditonton banyak orang ataupun tidak. Hal ini sesuai dengan perkembangan kognitifnya yang masih terbatas, terutama kemampuan bahasanya yang belum berkembang baik, dan belum bisa membedakan situasi. Semakin bertambah usia dan kemampuan berbahasa anak, ia mulai dapat mengekspresikan emosi marah dengan menggunakan kata-kata. Tidak kemudian lantas agresi verbal (menggunakan kata-kata yang keras/kasar) dapat diterima. Anak tetap perlu mengontrol diri dalam ekspresi kemarahan dan emosi marah.
Tip Penting Atasi Emosi Marah:
*Jelaskan bagaimana mengekspresikan emosi amarah yang sesuai dengan tuntutan lingkungan sosial. Misal, “Mama tahu kamu sedang marah, tetapi tidak dengan cara membanting mainan seperti itu. Coba bilang sama Mama apa yang kamu tidak sukai.” Jadi, anak dilatih mengemukakan apa yang membuat ia marah dan cara mengatasinya.
* Selain itu, orangtua juga harus sadar bahwa perilakunya akan menjadi contoh bagi anaknya. Bila orangtua marah dengan cara berteriak-teriak atau bahkan menggunakan kata-kata kasar, jangan heran kalau lain kali anak akan mengekspresikan marahnya dengan cara seperti itu pula. Ingat, emosi marah harus dicontohkan orangtua.
* Melalui penanaman nilai dan norma serta contoh perilaku orang-orang di sekitarnya, diharapkan di akhir usia prasekolah anak sudah lebih mampu mengekspresikan emosi marah sesuai dengan tuntutan lingkungan sosialnya.
KOMENTAR