TabloidNakita.com - Sikap gentleman mengakui kesalahan yang dilakukan harus dilatih sejak kecil. Yuk, latih anak mengakui kesalahan.
Dengan mengakui kesalahan yang dilakukan ada banyak keuntungan sekaligus yang didapat anak. Di antaranya, masalah yang muncul bisa diselesaikan saat itu, tidak ada rasa bersalah/gelisah, dan ia pun akan dihargai sebagai pribadi yang bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukannya. Mengakui kesalahan membuat anak lebih tenang.
Berikan gambaran pada anak, mereka yang tidak mau mengakui kesalahan akan terus didera rasa gelisah/sedih/marah karena ada kesalahan yang disembunyikannya. Belum lagi kalau kesalahan itu akhirnya terungkap juga, ia akan malu dan dijauhi teman-temannya.
Jadi, lebih baik dari awal anak mengakui kesalahan, maka orangtua/orang lain akan lebih menghargainya. Tekankan padanya, meski ia tidak mau mengakui kesalahan dan tidak ada orang lain yang melihat, tapi Tuhan pasti melihat. Anak baik adalah anak yang berlaku jujur dan bukan yang suka berkata bohong.
STIMULASI UNTUK BALITA AGAR ANAK MENGAKUI KESALAHAN
Agar anak mengakui kesalahan, bantu anak mengungkapkan apa kesalahannya dengan pertanyaan-pertanyaan sederhana. Contoh, “Kenapa bukunya robek? Oh, rebutan sama teman?” Dengan begitu anak menyadari kesalahannya. Setelah mengetahui apa kesalahannya, libatkan anak untuk “membereskan” kesalahannya. Umpama, memintanya ikut mengelem buku yang sobek.
Orangtua yang biasa ngeles saat melakukan kesalahan pasti akan dicontoh anak. Umpama, ayah yang ngeles tidak sengaja merusakkan remote teve, padahal anak melihat kalau remote itu sempat terjatuh. Dari situ anak akan belajar ngeles saat melakukan kesalahan.
Orangtua juga bisa melatih anak mengakui kesalahan melalui dongeng. Pilih cerita yang menyelipkan pesan moral bahwa orang harus mau mengakui kesalahan yang dilakukannya. Orang yang mau mengakui kesalahan adalah orang yang terhormat dan bertanggung jawab.
JANGAN PAKSA ANAK MENGAKU SALAH
Rambu-rambu agar anak mau mengakui kesalahan:
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Luncurkan Kampanye ‘Semua Jadi Syantik’, Rayakan Kecantikan yang Inklusif
KOMENTAR