Biasanya usai menjalani pelbagai usaha untuk hamil dan masih menemui kegagalan, barulah kita bepikir untuk mencari dokter spesialis. Dan prosedur IVF (in Vitro Fertilization) atau program bayi tabung menjadi salah satu alternatif yang dipilih untuk mewujudkan mimpi Anda memiliki momongan. Nah...sebelum diputuskan, lebih baik kenali dulu apa saja tip menjalani program bayi tabung.
Temukan dokter yang cocok.
Sebelum menjalani program bayi tabung, Anda bisa bertanya dan meminta rekomendasi dari keluarga atau teman, tapi Anda juga harus melakukan beberapa riset pribadi. Mulai dari reputasi rumah sakit, klinik dan dokter, hingga tingkat keberhasilan mereka dalam menangani pasien-pasien program bayi tabung. Bergabung dengan komunitas ibu hamil juga akan membantu Anda mendapatkan informasi dan rekomendasi yang lebih terperinci.
Memeriksakan diri.
Bertemu dengan dokter spesialis bukan berarti Anda sudah langsung menjalani salah satu tahap program bayi tabung. Anda masih harus menyelesaikan banyak ‘PR’, mulai dari tes darah, melakukan USG ovarium, dan memeriksa apakah uterus Anda masih dalam kondisi sehat. Jumlah sperma pasangan Anda juga akan dievaluasi. Sebab kondisi sperma pasangan pun ikut menentukan keberhasilan program bayi tabung. Akan menjadi tidak adil jika wanita sudah menjalankan pelbagai tes untuk bisa hamil, tanpa tahu bagaimana kondisi sperma pasangannya. Sebab 35-40% kegagalan kehamilan berasal dari faktor pria. Karena itu perlu adanya kerja sama yang baik dengan pasangan. Supaya Anda lebih mudah tahu masalah yang dihadapi dan mengetahui solusi terbaik untuk mengatasinya.
Contoh, tuba falopi Anda tersumbat atau sperma pasangan Anda terlalu sedikit dan lambat, dokter akan merekomendasikan Anda untuk melakukan program bayi tabung. Tapi, dokter tidak akan menyarankan program bayi tabung apabila Anda memiliki cadangan ovarium yang sedikit.
Obat kesuburan.
Sudah diberikan lampu hijau untuk melakukan program bayi tabung? Dokter mungkin akan mengatakan, “Hubungi kami jika Anda haid.” Ketika menstruasi, dokter akan memberikan Anda obat kesuburan. Obat yang paling umum, Clomid, yaitu pil yang diberikan jika wanita bisa memproduksi telur tapi tidak mampu melepaskannya. Atau Anda akan mendapatkan obat suntik yang akan membantu tubuh memproduksi telur lebih dari satu dalam satu kali siklus. Obat ini akan Anda suntikan sendiri dengan menggunakan suntikan kecil yang sering digunakan oleh para penderita diabetes. Tenang! Ini tidak sakit dan dokter mengarahkan Anda bagaimana cara pemakaiannya.
Selanjutnya Anda akan meminum obat kesuburan selama 3 minggu, hingga telur siap keluar. Selama rentan waktu ini, kosongkan jadwal sebab Anda akan sering melakukan pemeriksaan ke dokter, sekitar 3-5 kali dalam 12 hari masa menstruasi. Anda akan menjalani USG dan tes darah untuk melihat bagaimana kondisi telur. Ketika dokter mengatakan telur Anda sudah siap, saatnya menggunakan obat suntik yang membuat Anda berovulasi. Setelah 36-37 jam, telur Anda akan siap untuk dipetik.
Efek samping.
Pasti Anda penasaran dampak apa saja yang akan terjadi selanjutnya. Obat-obat yang digunakan dalam program bayi tabung bisa memberikan efek samping yang cukup banyak. Efeknya bisa seperti menopause (hot flashes dan cepat marah). Karena itu dokter akan memperingatkan pasangan Anda bahwa proses ini bisa buat emosi Anda naik-turun sehingga pasangan diharapkan bisa memaklumi kondisi ini.
Kadang efek sampingnya mirip saat Anda sedang hamil, seperti rasa mual, nyeri payudara dan sensitif pada sinar matahari. Jadi jangan lupa untuk selalu menggunakan tabir surya ber-SPF tinggi karena Anda akan berisiko tinggi terkena chloasma/melasma, yaitu kelainan pigmentasi berupa bercak warna coklat, atau abu-abu atau biru keabuan pada wajah.
Proses pengambilan telur.
Untuk prosedur ekstraksi telur, dokter akan menggunakan kamera USG untuk mencari telur dan mengambilnya menggunakan kateter. Dan dalam menjalani prosedur ini Anda akan dibius lokal.
Selanjutnya pasangan Anda akan memberikan sampel spermanya, dan setelah 4 jam, jarum yang sangat kecil digunakan untuk menyuntikan satu sperma langsung ke dalam telur. Hebatnya dari proses ini, dokter bisa memilah dan menyaring sperma yang abnormal dan berkualitas rendah, sehingga mendapatkan sperma unggul yang mampu membuahi telur.
Saatnya menunggu.
Selanjutnya merupakan masa-masa yang menegangkan, dimana Anda akan terus khawatir bagaimana perkembangan embrio kecil Anda. Telur yang dibuahi akan secara hati-hati disimpan di dalam inkubator hingga menjadi embrio. Mereka akan dites untuk mengetahui apakah proses pembuahan sudah berjalan dengan benar dan mungkin Anda akan diberitahu berapa jumlah pembuahan yang berhasil. Selama 3-5 hari setelah proses ekstraksi, tujuan utamanya adalah mendapatkan setidaknya satu embrio sehat yang siap ditransfer ke uterus (rahim) Anda. Dan ini bisa saja lebih dari satu, jika ini terjadi keputusan ada di tangan Anda apakah mau cukup satu atau ingin memiliki anak kembar?
Skenario lainnya, embrio sudah siap tapi tubuh Anda belum siap untuk menerimanya. Lalu bagaimana? Jika ini terjadi, maka embrio akan dibekukan dan disimpan hingga waktunya tepat. Berita bagusnya adalah embrio beku tetap memiliki kualitas yang sama bagus seperti embrio yang masih fresh. Ketika embrio sudah ditransfer, Anda harus menunggu hingga 2 minggu sebelum melakukan tes kehamilan.
Tingkat kesuksesan.
Jika bertanya tentang tingkat kesuksesan program bayi tabung, jawabannya 50:50. Sebab keberhasilan juga ditentukan faktor usia dan penyebab Anda sulit hamil. Berdasarkan American Pregnancy Association angka kelahiran hidup dari satu kali IVF tunggal adalah:
30-35% pada wanita usia di bawah 35 tahun
25% pada wanita usia 35-37 tahun
15-20% pada wanita usia 38-40 tahun
6-10% pada wanita di atas 40 tahun.
Tentunya kemajuan dunia medis akan meningkatkan peluang kehamilan juga, dan banyak pasangan yang melakukan lebih dari satu kali IVF untuk bisa mengecap keberhasilan.
Tetap tegar menghadapi.
Jika belum mencoba program bayi tabung, Anda mungkin berpikir ini akan menjadi sebuah perjalanan yang penuh dengan tekanan. Mulai dari perasaan frustrasi menghadapi infertilitas, merasakan efek samping dari obat kesuburan, kunjungan dokter yang tiada henti, dan ketakutan untuk menemui kegagalan kembali usai semua usaha yang dilakukan. Ingat! Stres adalah hormon anti-subur nomor satu.
Meski akupunktur, yoga dan pemijatan belum terbukti bisa meningkatkan fertilitas, tapi kegiatan tersebut dipercaya mampu meredam emosi Anda dalam melewati proses melelahkan ini. Bergabung dengan wanita-wanita lain yang satu nasib juga akan memberikan dampak positif juga buat Anda. (AA)
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
KOMENTAR