Perkembangan Janin:
Panjang janin dari puncak kepala hingga bokong adalah 19 cm dan beratnya 350 gram. Sistem organ dalam janin sudah melakukan fungsinya, misalnya hati. Fungsi penting dari hati adalah untuk memproses bilirubin dan mengeluarkannya dari tubuh janin. Ini dikerjakan dengan bantuan enzim-enzim hati. Bilirubin dikeluarkan lewat plasenta dan ditransfer ke darah ibu. Jika bayi lahir prematur, dapat timbul masalah berkenaan dengan bilirubin lantaran hati masih belum matang untuk memproses bilirubin dan mengeluarkan dari darahnya.
Kelopak mata dan alis mata mendekati tahap sempurna. Rambut mulai tumbuh di kepala mungilnya. Kecenderungan bentuk rambutnya, apakah lurus, keriting, ikal, dan lain-lain sangat ditentukan oleh gen orangtua yang diturunkan kepadanya. Pada janin laki-laki, testis mulai turun dari rongga panggul menuju skrotum dan sperma yang sangat sederhana mulai terbentuk.
Detakan jantung janin bisa mencapai 2 kali lipat detakan jantung ibu, atau 120-160 detakan per menit. USG bisa membantu jika ibu ingin melihat bagaimana jantung janin berdenyut.
Kemampuan Janin:
Janin mulai melatih refleks mengedipkan mata, meskipun matanya masih sering tertutup. Sementara kemampuan indra pendengarannya semakin baik. Disarankan untuk sering-sering mengelus perut Anda sambil mengajak janin berbicara ataupun memperdengarkan musik. Dengan begitu, janin merasa dicintai dan disayangi. Rasa amannya juga tumbuh setelah ia lahir, karena suara-suara yang didengarnya sudah tak asing lagi, terutama suara bundanya.
Catatan:
Waspadai Bila Gerakan Janin Belum Dirasakan
Harusnya gerakan janin sudah dapat Anda rasakan sejak usia kehamilan 18 minggu pada kehamilan pertama atau usia 16 minggu pada kehamilan berikutnya. Karena itu, bila sampai di minggu ke-20 ini Anda tak juga merasakan gerakan si jabang bayi, sebaiknya segera periksakan ke dokter Anda. Penelitian Sadovsky (1979), ahli kebidanan dan kandungan, menunjukkan, jumlah rata-rata gerakan pada kehamilan 20 minggu adalah 200 kali/12 jam dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32 minggu sebanyak 575 kali/12 jam, lalu turun menjadi 282 kali/12 jam pada kehamilan 40 minggu.
Perubahan Pada Calon Ibu:
Rahim ibu sekitar 2 cm di atas pusar. Mayoritas ibu hamil sudah tak lagi mengalami mornong sickness, sehingga ibu dapat menjalani kehamilan dengan nyaman.
Keluhan Yang Dialami Calon Ibu:
Bila Anda kerap merasa pusing, lesu/lemas, wajah pucat, dan mudah lelah, besar kemungkinan Anda mengalami anemia. Sebagian besar ibu hamil memang mengalami anemia, dan yang paling sering dialami adalah anemia defisiensi zat besi. Selama kehamilan, janin menggunakan sebagian simpanan zat besi dalam tubuh ibu. Itulah mengapa, kebutuhan akan zat besi pada kehamilan meningkat sampai 300% dari sebelum hamil.
Umumnya dokter akan memberikan suplemen zat besi dan meminta ibu mengonsumsi makanan kaya Fe. Walaupun tetap ada kemungkinan si ibu mengalami defisiensi zat besi, namun lebih dikarenakan sebab lain. Di antaranya, terjadi perdarahan selama kehamilan, kegagalan tubuh dalam menyerap zat besi, janin kembar sehingga kebutuhan zat besi meningkat, serta kebiasaan makan yang buruk. Hubungi dokter Anda bila muncul gejala-gejala anemia, sekalipun belum tiba jadwal untuk pemeriksaan rutin kehamilan.
Keluhan lainnya adalah nyeri pinggang sering. Hal ini bisa juga merupakan indikasi dari keadaan yang lebih serius, seumpama batu ginjal. Nyeri yang terjadi bisa ringan atau sedang lalu meningkat keparahannya seiring makin tua usia kehamilan. Atasi dengan mengompres hangat bagian yang terasa nyeri. Namun bila nyeri terasa hebat, sebaiknya konsultasi pada dokter.
PEMERIKSAAN KORDOSENTESIS
Bila cacat yang disebabkan kromosom telah terdeteksi oleh pemeriksaan USG, maka setelah kehamilan masuk usia 20 minggu akan dilakukan pengambilan contoh darah janin (FBS/fetal blood sampling) dari tali pusat. Pemeriksaan bernama kordosentesis ini, dapat mendeteksi kelainan kromosom, kelainan metabolisme, kelainan gen tunggal, infeksi TORCH, juga kelainan pada darah (rhesus), dan problem plasenta semisal kekurangan oksigen.
KOMENTAR