Menjelang persalinan, ibu biasanya didera stres berkepanjangan. Padahal, proses melahirkan sangat membutuhkan kondisi fisik dan mental yang prima. Sebenarnya, stres menghadapi persalinan berangkat dari rasa tak nyaman yang dimulai sejak trimester I. Ibu khawatir dengan kondisinya sendiri. Kekhawatiran ini ditambah lagi dengan beban mual-muntah, sulit makan, emosi yang labil.
Memasuki trimester II, kekhawatiran makin bertambah karena kondisi tak nyaman terus berlangsung. Lebih berat lagi, ketika kehamilan beranjak di trimester III. Si ibu makin stres karena harus mempersiapkan persalinan. Apalagi jika ibu baru pertama kali menghadapi persalinan, ia tak punya bayangan akan apa yang terjadi saat bersalin nanti. Ditambah rasa sakit saat kontraksi, terlebih untuk persalinan pertama, rasa sakit yang lumayan lama ini menjadi momok yang sangat menjengkelkan. Bayangkan saja, sekitar 12-16 jam ibu harus menahan rasa sakit yang lama-kelamaan makin meningkat.
Sering kali ibu menjadi panik ketika menghadapi rasa sakit, sehingga kortisol, hormon pembuat rasa sakit yang diproduksi di otak, jumlahnya makin banyak. Dengan begitu, si ibu pun tak bisa menahan rasa sakitnya. Padahal, yang dibutuhkan saat itu adalah hormon endofin dan eksitosin untuk menetralkan rasa sakit.
Kekhawatiran yang teramat sangat pun bisa membuat otot-otot, termasuk otot di jalan lahir, bekerja berlawanan arah, karena dilawan oleh ibu yang kesakitan. Akibatnya, jalan lahir menyempit dan proses persalinan berjalan lebih lama serta sangat menyakitkan, bahkan bisa sampai terhenti.
Untuk itu, stres menjelang persalinan itu harus segera diatasi agar tidak berlanjut hingga pascapersalinan. Jika tidak, bukan tidak mungkin ibu akan kekhawatiran berlebihan hingga pulang dari rumah sakit, yang dinamakan sindroma postpartum. Bila sindroma ini tidak tertanggulangi dengan baik, akan menyebabkan ibu sakit jiwa setelah melahirkan, sebab ibu merespons ketakutan dan kekhawatiran secara berlebihan. Untuk mengatasinya, ibu harus ditangani oleh dokter psikiatri.
For the Greater Good, For Life: Komitmen ParagonCorp Berikan Dampak Bermakna, Demi Masa Depan yang Lebih Baik Bagi Generasi Mendatang
KOMENTAR