Nakita.id - Ungkapan mata merupakan jendela dunia rasanya tepat karena organ pengelihatan tersebut bisa menunjang kualitas hidup seseorang.
Namun, tak sedikit orang yang mengalami kebutaan karena penyakit mata yang dialaminya.
Salah satu penyakit mata yang bisa menyebabkan kebutaan permanan ialah glaukoma.
BACA JUGA : Tak Banyak yang Tahu, Beginilah Proses Pencangkokan Mata Atau Transplantasi Kornea
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan nomor dua di dunia dan di Indonesia setelah katarak.
Data WHO tahun 2010 menyebutkan bahwa terdapat 39 juta orang yang mengalami kebutaan di dunia.
Dari jumlah tersebut, angka kejadian glaukoma bisa mencapai 3,2 juta atau sekitar 8%.
Berbeda dengan katarak, penyakit ini tidak bisa disembuhkan, Moms.
Oleh karena itu, upaya pencegahan patut dilakukan dengan cara mengontrol faktor risikonya.
Selain itu, penting bagi setiap orang untuk mengetahui tanda-tandanya.
Salah satu jenis glaukoma yang banyak terjadi di Asia, khususnya Indonesia ialah glaukoma primer sudut tertutup akut.
BACA JUGA : Bukan SIDS! Ternyata Cucu Aa Gym Meninggal karena Gangguan Pembekuan Darah, Simak Fakta Penyakit ini!
Tipe glaukoma ini timbul dengan tekanan cairan darah yang meningkat cepat dan drastis dalam mata.
Akibatnya, tekanan bola mata mendadak tinggi dan menyebabkan berbagai gejala berbahaya.
BACA JUGA : Berbagai Kebiasaan Penyebab Kanker Kulit, Seperti Menantu Hatta Rajasa
Beberapa gejala yang bisa dirasakan antara lain :
- Rasa nyeri di mata
- Ketajaman pengelihatan menurun
BACA JUGA : Mohamed Salah Pernah Jadi Korban Perampokan, Tak Disangka Ia Justru Melakukan Ini Pada Pelakunya
- Nampak seperti ada pelangi atau melihat lignkaran warna-warni bila melihat lampu
- Sakit kepala
- Mual kadang disertai dengan muntah.
Bila Moms merasakan gejala-gejala di atas sebaiknya memang segera periksakan ke dokter secepatnya.
Penanganan yang terlambat bisa menyebabkan seseorang menjadi buta permanen.
Terancam Jadi Tersangka, Vadel Badjideh Bersumpah Tak Lakukan Apapun pada Anak Nikita Mirzani
Penulis | : | Anisyah Kusumawati |
Editor | : | Gisela Niken |
KOMENTAR