Nakita.id - Cemas menghadapi hari persalinan? Salah satunya pasti karena ibu pernah mendengar bahkan mengalami sakitnya persalinan normal. Mulasnya minta ampun. Belum lagi kalau bukaannya lamaaaa sekali. Aduh, mau tak mau ibu jadi deg-degan.
Sebetulnya, dari mana datangnya rasa nyeri? Rasa nyeri muncul akibat kontraksi rahim sebagai upaya untuk mengeluarkan janin. Rahim jadi melunak, sehingga dapat dilalui si jabang bayi.
Untuk mencapai pembukaan maksimal, kontraksi rahim berlangsung ritmik, sampai akhirnya mulas dirasakan setiap 10 menit sekali. Kontraksi tiap 10 menit menandakan leher rahim sudah mengalami pembukaan. Rasa nyeri akibat kontraksi memang menimbulkan rasa tidak nyaman. Terutama pada ibu dengan ambang batas nyeri yang rendah.
Nyeri kontraksi yang teramat sangat besar kemungkinan akan menimbulkan trauma pada ibu pascabersalin. Ada berbagai cara alami untuk mengurangi dan mengalihkan rasa nyeri selama kontraksi. Salah satunya dengan teknik hypnobirthing yang membuat ibu merasa relaks, hormon endorfin diproduksi, dan rasa sakit berkurang secara alami. Namun, ada pula cara tidak alami dengan bantuan obat-obatan medis.
1.Epidural
Metode untuk mengurangi nyeri persalinan ini dilakukan dengan cara pemberian suntikan melalui tulang belakang tepatnya di rongga epidural. Jika efek obat mulai berkurang (ditandai dengan munculnya rasa sakit pada ibu) dan selama rahim belum mengalami pembukaan cukup, obat bius dapat ditambahkan kembali melalui selang epidural. Efek epidural sendiri umumnya mulai terasa sesudah 20 menit disuntikkan, dan akan bekerja selama 2--4 jam. Selama epidural bekerja, ibu tetap dalam keadaan sadar, tetapi tidak merasakan sakit akibat kontraksi. Ini dimungkinkan karena hanya saraf tubuh bagian bawah yang mengalami mati rasa.
Suntikan epidural diberikan pada saat pembukaan awal. Tujuannya agar pada periode akhir pembukaan rahim, efeknya sudah berkurang sehingga ibu masih dapat merasakan kontraksi dan dapat mengejan secara sempurna. Adakalanya, karena pengaruh obat bius yang masih kuat, ibu tidak merasakan kontraksi sama sekali sehingga persalinan berlangsung lebih lama.
2. ILA
ILA (Intrathecal Labor Analgesia) adalah metode pemberian bius dengan cara menyuntikkan obat ke saraf di tulang belakang bagian bawah (sedangkan pada metode epidural penyuntikan dilakukan pada rongga epidural tulang belakang).
Dosis obat bius yang digunakan pada teknik ILA hanya sepersepuluh dari obat bius metode epidural. Jarum suntiknya pun lebih lembut dan ditancapkan langsung ke urat saraf sehingga obat bius langsung bereaksi di otak tanpa harus melalui aliran darah. ILA juga hanya memblok rasa nyeri tanpa memblok saraf motorik, sehingga ibu tetap mampu beraktivitas, bahkan berjalan ke sana kemari.
Kekuatan efek ILA pun lebih lama daripada efek suntik epidural. Jika masa kerja suntik epidural hanya 2-4 jam, ILA antara 10-12 jam. Pada metode epidural, setiap 2 jam obat bius harus ditambahkan kembali. Jika proses pembukaan rahim berlangsung lama, ini berarti volume dan dosis obat tersebut akan bertambah terus sehingga membuka peluang untuk masuk ke dalam sirkulasi darah ibu dan pada akhirnya masuk ke dalam tubuh janin. Akibatnya, janin bisa terpengaruh, saat lahir akan terlihat mengantuk, umpamanya. Sedangkan, ILA hanya bekerja di susunan saraf pusat ibu.
Dosisnya yang kecil, membuat masa kerjanya terbatas. Karenanya, ILA baru disuntikkan setelah rahim mengalami pembukaan 3. Ini yang paling ideal. Tak perlu cemas, karena pada bukaan awal, biasanya rasa mulas masih jarang.
Kelemahan lain, proses mengejan bisa berlangsung lebih lama (karena ibu tidak merasakan mulas). Dampak paling buruk, bayi dapat mengalami hipoksia (kekurangan oksigen) akibat persalinan lama. Namun begitu, risiko ini amat kecil terjadi karena toh persalinan pastinya diawasi langsung oleh ahli kebidanan. Mereka dapat mengenali kontraksi dari perut ibu yang terasa kencang. Dengan demikian bidan dan dokter yang membantu dapat memberi aba-aba kapan ibu harus mengejan untuk mendorong bayi keluar.
Persalinan dengan ILA tentu saja masih memungkinkan ibu untuk melaksanakan program Inisiasi Menyusu Dini. Hanya saja ibu disarankan untuk tidak beraktivitas selama 24 jam setelah persalinan agar obat penghilang rasa nyeri yang disuntikkan tidak mengalir mengikuti aliran darah. Disarankan pula agar ibu berada di tempat tidur dalam posisi setengah duduk selama 24 jam proses menunggu tersebut.
3.Entonox
Entonox seperti yang dimuat dalam majalah Pregnancy & Birth merupakan metode mengurangi rasa sakit dengan cara inhalasi atau penghirupan. Saat kontraksi datang, ibu menghirup campuran oksigen dan nitrous oxide dengan menggunakan masker. Entonox bekerja kira-kira 30-45 detik setelah ibu menghirup obat. Untuk itu, ibu harus menarik napas dalam agar obat terhirup dengan baik saat kontraksi berlangsung. Namun, metode ini belum umum digunakan di Indonesia.
4.TENS
TENS singkatan dari Transcutaneous Electrical Nerves Stimulation. Menurut majalah Pregnancy & Birth, metode ini mengurangi rasa sakit persalinan dengan menggunakan mesin bersensor elektronik. Alat ini mampu memicu produksi hormon endorfin sebagai penghilang rasa sakit alami tubuh. Caranya, punggung ibu akan ditempeli beberapa elektroda yang dapat mengirimkan arus listrik melalui saraf di punggung ke rahim. Selanjutnya, arus ini akan menghambat jalur saraf yang mengirimkan rasa sakit ke otak.
Selain itu terdapat alat pengontrol yang digunakan untuk mengatur kuantitas arus listrik yang disalurkan melalui punggung. Metode ini cukup merepotkan bagi ibu karena banyaknya kabel dan tempelan pada tubuh ibu yang menyebabkan rasa kurang nyaman. Metode ini juga belum umum digunakan di Indonesia.
BEBERAPA CATATAN
Dalam pelaksanaannya, cara-cara ini bukanlah jaminan persalinan dapat berlangsung normal. Jika memang ada indikasi gangguan, persalinan terkadang harus diselesaikan dengan sesar, seperti jika terjadi kemacetan pada tahap akhir persalinan.
Melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan ahli, merupakan langkah bijak bila ibu berminat melahirkan normal dengan menggunakan metode penghilang rasa nyeri. Ada beberapa kondisi ibu yang tidak memungkinkan dilakukannya persalinan normal, yaitu panggul sempit, plasenta previa (ari-ari menutupi jalan lahir), dan perdarahan aktif dari vagina. Sebagai tambahan, ILA tidak dapat dilakukan bila ibu memiliki luka di tulang belakang (sebab dikhawatirkan akan terjadi infeksi) atau ibu punya masalah pembekuan darah.
Persalinan normal memang yang terbaik, tetapi jika ibu cemas berlebihan, berbagai metode penghilang rasa sakit ini tentu saja bisa dipertimbangkan.
KOMENTAR