Bersih-bersih rumah adalah rutinitas harian yang harus dilakukan, apalagi kalau di rumah tidak ada pembantu. Tidak masalah ibu hamil tetap melakukannya. Meski demikian beberapa hal berikut sebaiknya diperhatikan:
Mengepel dengan tangan (bukan dengan alat pel yang bergagang panjang) konon dipercaya baik untuk membantu bayi berada pada posisi yang seharusnya. Terutama untuk bayi yang terindikasi posisi melintang/sungsang. Posisi ini hampir mendekati posisi sujud yang memang bermanfaat. Namun yang harus diperhatikan saat mengepel adalah lantai yang licin. Jangan sampai ibu hamil tergelincir.
Sebaiknya jangan membersihkan daerah yang terlalu tinggi, misalnya jendela/lemari bagian atas sehingga ibu hamil harus naik-naik ke atas bangku. Selain beban tubuh yang lebih berat, dikhawatirkan kurangnya keseimbangan bisa membuatnya jatuh.
Menyapu/mengepel/membersihkan rumah sebagai aktivitas fisik yang membuat ibu hamil berkeringat pada dasarnya baik karena membantu melancarkan peredaran darah seperti halnya aktivitas olahraga sehingga membuat tubuh lebih bugar.
Ibu hamil dengan gula darah tinggi/diabetes gestasional, harus menggunakan alas kaki /sandal rumah selama aktivitas bersih-bersih, dikhawatirkan ada kotoran/serpihan tajam yang membuat kakinya terluka.
Mencuci/Menyetrika
Mencuci dan menyetrika adalah rutinitas yang harus dilakukan, bagaimanapun kondisinya. Sebab memang tidak mungkin baju kotor dibiarkan menumpuk begitu lama. Berikut beberapa tipnya:
Bila di rumah ada mesin cuci maka masalah sedikit teratasi, ibu hamil tak perlu banyak mengeluarkan tenaga, cucian bisa beres. Tapi kalau tidak ada mesin cuci, untuk mengakalinya cucian bisa direndam agak lama sehingga bersih meski tanpa dikucek. Untuk cucian yang besar seperti seprai bisa direndam kemudian diinjak-injak dalam ember untuk melarutkan kotorannya.
Jangan mengangkat pakaian yang siap dijemur/jemuran bersih sekaligus karena berat. Sebaiknya sedikit-sedikit saja.
Selama menyetrika sebaiknya ibu hamil dalam posisi duduk supaya otot kaki tidak capek karena berdiri dan menahan beban berat terlalu lama.
Gunakan kipas angin supaya tidak kepanasan, karena umumnya ibu hamil lebih mudah gerah.
Pakaian yang disimpan dalam keadaan tergantung umumnya lebih awet rapi sehingga ibu tidak perlu menyetrika lagi saat akan digunakan.
Bila mual/muntah/lemah tidak dapat teratasi, pekerjaan mencuci/menyetrika ini bisa memanfaatkan jasa laundry kiloan yang kini banyak tersedia.
Pastikan hati-hati saat berada di ruang mencuci karena licin dan banyak busa, sehingga mudah terpeleset.
Memasak
Aktivitas memasak untuk sebagian ibu hamil justru mendatangkan masalah. Kalau sebelumnya ia enjoy saja berkutat di dapur, setelah hamil aroma masakan kemungkinan mungkin membuatnya mual/muntah. Namun mumnya, mual muntah hanya berlangsung selama trimester pertama. Jadi jangan khawatir, setelah masuk trimester kedua, ibu hamil sudah bisa bekerja di dapur lagi dengan nyaman. Berikut beberapa tipnya:
Bila memungkinkan buka pintu/jendela dapur lebar-lebar sehingga aroma masakan bisa langsung terbawa angin keluar.
Masak makanan yang tidak terlalu menimbulkan aroma, misalnya aneka sayur. Selain baik untuk dikonsumsi ibu hamil, sayuran yang dimasak tidak menimbulkan bau/aroma menyengat.
Coba hilangkan rasa mual dengan mengulum permen/minum/makan kue beraroma jahe, lemon, mint selama memasak. Jahe, lemon, mint berkhasiat mengurangi rasa mual.
Gunakan alat masak modern yang memang didesain untuk memasak lebih cepat matang, sehingga ibu tidak perlu berlama-lama di dapur.
Kalau bau masakan dirasa sangat mengganggu, tak ada jalan lain kecuali menjauhi area dapur dan biarkan orang lain memasak untuk ibu hamil.
Menggendong
Tidak ada batasan berapa kilo beban boleh diangkat, tapi sebaiknya ibu tidak sampai merasa kelelahan/keberatan saat menggendong anak. Bila perut sudah sangat besar, sebaiknya beban tidak lebih dari 5 kg, lebih dari itu sebaiknya dihindari.
Kalau memang ada orang lain yang menggantikan, sebaiknya minta tolong untuk menggantikan menggendong anak.
Pastikan selama digendong anak tidak meronta-ronta/menendang-nendang perut ibu.
Kalaupun terpaksa harus menggendong, batasi waktunya 5-10 menit. Jangan terlalu lama hingga ibu kelelahan.
Masyarakat tertentu seperti Jepang, Korea, hingga Papua mempunyai kebiasaan menggendong di punggung, kalau memang bisa, itu lebih aman daripada menggendong di depan. Tapi kalau tidak terbiasa, jangan dipaksakan, takutnya nanti malah jatuh semua.
KOMENTAR