Nakita.id - Setelah setahun menikah dan melakukan hubungan seksual rutin, belum juga memeroleh momongan, perlu segera memeriksakan diri ke dokter, karena kondisi ini digolongkan sebagai infertilitas.
Suami istri perlu menjalani pemeriksaan menyeluruh dan dilakukan bersamaan.
Suami akan ditangani oleh seorang androlog atau urolog, sementara istri ditangani oleh ahli kandungan dan kebidanan. Tahapannya tak jauh berbeda, berikut gambarannya:
1. Wawancara
Pada istri, dokter akan menanyakan kondisi pola haidnya. Jika memang bermasalah, problem haid inilah yang akan dibereskan terlebih dulu sebelum melangkah ke tahap berikutnya.
Mengapa? Sebab menstruasi terkait erat dengan masa subur.
Jadi besar kemungkinan masalah haid yang dialami seorang istri merupakan penyebab utama mengapa kehamilan tidak terjadi selama ini.
Sementara pada suami, pemeriksaan yang dilakukan umumnya difokuskan pada sistem reproduksinya.
2. Pemeriksaan fisik
Hasil konsultasi akan digabungkan dengan pemeriksaan fisik. Dokter pun akan memastikan ada tidaknya gangguan yang dapat menghambat terjadinya kehamilan.
Jika memang ada diagnosis yang menunjukkan permasalahan patologis (penyakit), pasien akan dirujuk ke dokter kandungan yang ahli di bidang fertilitas.
Pada pria, umumnya pemeriksaan fisik (yang dilakukan oleh androlog atau urolog) menyoroti kondisi saluran sperma, kondisi testis, dan ada tidaknya gangguan seperti varikokel (varises di buah zakar), testis tidak turun, ejakulasi balik, sumbatan di epididimis atau saluran ejakulasi, dan lubang kencing yang salah tempat (hypo-epispadia).
Dilihat juga kemungkinan adanya kesulitan ereksi atau ketidaknormalan penis. Sementara, pemeriksaan analisis sperma dapat dilakukan kapan pun dengan persyaratan tertentu.
3. Pemeriksaan radiologi
Dugaan masalah pada organ reproduksi istri yang letaknya di bagian dalam akan dibuktikan dengan pemeriksaan radiologi hysterosalpingography (HSG).
Pada tes ini, dokter menggunakan alat rontgen untuk melihat bentuk fisik dari saluran tuba dan rahim. Tes dimulai dengan memasukkan cairan kontras ke rahim melalui vagina untuk melihat adakah sumbatansumbatan di situ.
Bila diperlukan bisa juga dilakukan pemeriksaan laparoskopi. Pada pemeriksaan ini, dokter akan menggunakan alat yang disebut laparoskop guna melihat keadaan bagian dalam rongga perut istri.
Dokter akan membuat irisan kecil pada kulit perut bagian bawah lalu memasukan alat laparoskop ini. Melalui kamera yang terdapat di laparoskop, dokter dapat melihat kondisi ovarium, saluran tuba, dan rahim.
Siapa tahu terjadi masalah fisik yang disebabkan oleh suatu penyakit. Sekiranya terdapat ketidaknormalan pada selaput lendir rahim (endometriosis), dokter juga dapat menemukannya dengan alat ini.
4. Pemeriksaan lab
Pada istri, biasanya dokter akan menganjurkan uji laboratorium. Antara lain untuk pemeriksaan hormon dan tes darah yang berhubungan dengan fertilitas. Sedangkan pada suami dilakukan analisis sperma.
KOMENTAR