Meski olahraga sudah terbukti bermanfaat bagi ibu hamil, namun beberapa hal harus diperhatikan supaya manfaatnya maksimal. Di antaranya:
Jangan melakukan gerakan-gerakan yang mengejutkan/mendadak, seperti mendadak bangun, melompat, posisi kurang tepat, karena bisa menyebabkan cedera/jatuh.
Siapkan air putih dalam jangkauan, sehingga begitu haus bisa langsung minum. Setidaknya setiap setengah jam harus minum, jangan tunggu sampai kehausan, karena itu merupakan tanda telah terjadinya dehidrasi ringan.
Bila nadi berdenyut terlalu cepat atau lebih dari 140/menit, segera hentikan latihan. Begitu juga kalau terasa kelelahan, pening, napas ngos-ngosan, dan sebagainya.
Setelah perut semakin membesar/lebih dari 4 bulan, jangan melakukan olahraga dengan posisi tidur telentang dan menjulurkan jari-jari kaki, sebab rahim yang semakin membesar akan menekan pembuluh darah utama dan menghalangi peredaran darah. Sedangkan merentangkan jari-jari kaki bisa menyebabkan kram pada betis.
Lakukan pendinginan setelah selesai olahraga, supaya tidak terjadi penurunan suhu tubuh secara drastis yang akan memengaruhi aliran darah ibu dan janin.
Selain hal-hal yang harus diperhatikan di atas, ternyata tidak semua ibu hamil boleh berolahraga. Karenanya sangat penting mengonsultasikan lebih dulu ke dokter kandungan, olahraga apa yang paling sesuai dengan kondisi Anda. Ibu hamil yang tidak boleh berolahraga adalah:
Pernah keguguran tiga kali atau lebih.
Pernah melahirkan bayi prematur.
Leher rahim lemah.
Sering mengalami perdarahan/bercak.
Plasenta previa/letak ari-ari di bawah.
Memiliki riwayat penyakit seperti, jantung, tekanan darah tinggi, ginjal, dan anemia berat.
KOMENTAR