Nakita.id - Asam folat berperan besar dalam proses pembelahan sel pada janin yang tengah berlangsung begitu cepat. Kekurangan zat gizi ini saat kehamilan meningkatkan risiko spina bifida (sumsum tulang belakang yang terbuka) dan anencephalus (tidak ada batok kepala) pada janin.
Bahkan sebuah riset menunjukkan kaitan antara defisiensi asam folat dengan timbulnya down syndrome, penyakit jantung bawaan, cacat anggota tubuh, persalinan prematur, serta kanker pada anak seperti kanker darah (leukemia), tumor otak, dan kanker saraf (neuroblastoma).
Bagi Ibu sendiri, kekurangan asam folat dapat mengakibatkan anemia, namun kebanyakan kasus anemia pada ibu hamil disebabkan kekurangan zat besi.
Menurut dr. H. Achmad Zani Agusfar, Sp.OG, kebutuhan asam folat bukan pada saat kehamilan Ibu, tapi di tiga bulan sebelum hamil. Terutama di trimester 1, Ibu membutuhkan nutrisi ini untuk pembentukan organ janin dan plasenta. Selain itu ada asupan protein, seng, DHA, dan zat besi yang juga harus dipenuhi dalam fase ini.
(Baca juga : Minum Asam Folat Selama Hamil Menyehatkan Tekanan Darah Anak)
Kebutuhan asam folat bagi Ibu yang tengah berbadan dua adalah sebesar 400 mg (mikrogram) / hari selama kehamilan. Penambahan konsumsi asam folat sebesar 4 miligram (mg) setiap hari (atau 10 kali lipat kebutuhan normal) diharuskan bagi Ibu yang memiliki riwayat melahirkan bayi yang menderita anencephalus atau spina bifida.
Idealnya, zat gizi ini dikonsumsi sejak Ibu memasuki usia reproduksi, terutama bila ia memiliki rencana memiliki momongan. Konsumsi asam folat pada saat telah berbadan dua, biasanya sudah terlambat untuk mencegah spina bifida maupun anencephalus, mengingat pada saat itu jantung dan tulang belakang / tempurung kepala janin telah terbentuk.
Sumber makanan yang mengandung asam folat adalah pisang, sayur-sayuran berwarna hijau, telur, dan daging. Suplementasi asam folat mutlak dibutuhkan ibu hamil mengingat konsumsi makanan sehari-hari belum tentu dapat memenuhi kecukupan zat gizi tersebut.
(Baca juga : Riset: Asam Folat Meningkatkan Perkembangan Emosional Anak)
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
KOMENTAR