Nakita.id - Ibu hamil yang memiliki kondisi tertentu dan tak memungkinkan melahirkan secara normal, umumnya dapat memprediksi persalinan sesar sejak awal. Beberapa di antaranya:
Ibu hamil penderita jantung
Dibandingkan ibu yang sehat, risiko persalinan akan lebih tinggi pada ibu-ibu hamil penderita jantung. Mengapa? Proses melahirkan secara alamiah memerlukan tenaga dan waktu yang tidak sebentar, yang dapat mengakibatkan peningkatan beban kerja pada jantung dan membuat ibu cepat kelelahan dan mengalami sesak napas.
(Baca juga : Ini Dia 5 Keluhan Usai Sesar Dan Solusi Mengatasinya)
Ibu hamil dengan diabetes
Sebenarnya, bukan diabetesnya yang menjadi masalah, melainkan dampak penyakit tersebut yang bisa membuat bobot janin menjadi berlebihan, sekitar 4-5 kg.
Dengan kondisi janin yang besar, ada kemungkinan terjadi kesulitan saat persalinan normal. Sebagai tindakan antisipasi, persalinan sesar biasanya dijadikan alternatif sejak awal oleh dokter.
Ibu penderita asma
Proses persalinan normal yang umumnya menguras tenaga dan waktu yang lama disertai rasa nyeri ketika akan melahirkan bisa memicu serangan asma, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan kemacetan saat persalinan.
(Baca juga : 8 Hal yang Harus Dihindari Usai Operasi Caesar)
Dengan terlebih dahulu melihat kondisi ibu, dokter akan menyarankan persalinan sesar pada ibu-ibu hamil yang menderita asma berat.
Kelainan letak janin
Kelainan letak janin seperti sungsang, letak muka miring atau tidak tegak lurus akan meningkatkan risiko persalinan normal. Jika kondisi ini sudah tampak selama pemeriksaan rutin, umumnya dokter merencanakan persalinan sesar.
Kondisi panggul sempit
Diameter untuk kondisi panggul yang normal adalah lebih dari 10 cm agar dapat dilalui oleh kepala janin yang diameternya sekitar 9-10 cm.
Panggul ibu yang sempit tentu akan menyulitkan persalinan secara normal sehingga umumnya sejak awal ibu telah disarankan untuk menjalani persalinan dengan tindakan sesar.
(Baca juga : 9 Mitos tentang Operasi Caesar yang Sebaiknya Diabaikan)
Ibu hamil dengan hipertensi
Ibu hamil yang mengalami tekanan darah tinggi (hipertensi) perlu mewaspadai terjadinya preeklamsia (keracunan kehamilan). Contoh, sebelum hamil tekanan darah ibu adalah 120/80 mmHg lantas meningkat menjadi 140/90 mmHg pada saat berbadan dua.
Hal ini termasuk kategori tidak normal sebab seorang ibu hamil cenderung mengalami penurunan tekanan darah atau paling tidak tetap.
Gejala lain dari preeklamsia adalah bengkak pada kedua tungkai, bahkan pada kondisi yang berat, bengkak bisa terjadi di seluruh tubuh.
Tanda lainnya adalah ditemukannya protein di dalam air seni ibu hamil. Jika memang ada riwayat hipertensi atau kecenderungan preeklamsia, dokter akan menjadikannya sebagai indikasi melahirkan sesar.
(Baca juga : 8 Kejutan yang Terjadi Sesudah Operasi Caesar)
Kelainan letak plasenta
Kelainan letak plasenta umumnya sudah bisa terdeteksi sejak kehamilan 5-6 bulan melalui pemeriksaan USG. Kelainan letak plasenta antara lain menutupi sebagian jalan lahir ataupun keseluruhan jalan lahir. Kondisi ini biasanya diatasi dengan persalinan sesar.
Punya riwayat bersalin sesar
Riwayat operasi sesar pada persalinan terdahulu biasanya menjadi indikasi untuk tindakan operasi yang sama pada persalinan berikut.
Mengapa? Tindakan operasi sesar dapat membuat dinding rahim menjadi tipis (< 1 cm), sehingga jika tetap dilakukan persalinan normal (apalagi bila ibu mendapat tindakan induksi) dikhawatirkan terjadi robekan pada rahim.
KOMENTAR