TabloidNakita.com - Memang, tak semua perilaku bayi menyenangkan orang tuanya. Kalau cuma sesekali rewel, sih, biasa. Tapi kalau sedikit-sedikit menangis, wah, pusing. Bolah jadi dialah bayi sulit. Bayi ini memerlukan penanganan berbeda ketimbang bayi lainnya.
Salah satu penyebab bayi sulit karena faktor biologis yang kemudian terpola dan akhirnya menetap. Misalnya, bayi sulit ini biasanya menangis karena ia merasa tak nyaman secara fisik seperti sakit atau lapar. Bisa saja karena ibunya tidak peka. Si kecil lapar tapi tak segera diberi susu. Akibatnya, sikap bayi sulit ini muncul.
Ada juga bayi yang terus menangis, gampang jengkel tanpa sebab yang jelas. Mungkin tidak sakit, tapi secara fisik merasa tak nyaman. Bisa saja popoknya basah dan belum diganti.
Apa pun penyebabnya, bayi sulit umumnya memiliki respon kurang baik terhadap sesuatu yang baru dan perubahan. Misalnya, jadwal tidur dan makannya tak menentu, tak mudah menerima makanan baru, dan lambat menyesuaikan diri dengan rutinitas baru. Bayi sulit pun lambat beradaptasi dengan lingkungan baru dan susah dekat dengan orang asing, gampang ngambek atau marah, cengeng, dan sering menunjukkan mood negatif.
KONTRIBUSI IBU TERHADAP BAYI SULIT
Para ahli berpendapat, temperamen bayi, termasuk bayi sulit lebih banyak ditentukan oleh faktor genetik atau keturunan. Tapi bukan berarti semata masalah keturunan jika seorang bayi lantas berperilaku sulit. Interaksi dengan lingkungan juga ikut memberi andil.
Yang perlu dicermati adalah masa prenatal, saat bayi berada di kandungan. Kondisi fisik dan psikis ibu saat hamil ikut memberi kontribusi pada sifat anaknya kelak. Apakah selama hamil sang ibu sering merasa cemas, depresi, atau takut? Jika ibu sering mengonsumsi obat-obatan, bisa berakibat anak yang dilahirkannya menjadi hiperaktif atau gampang marah. Artinya, bayi sulit dilahirkan oleh kondisi psikis ibu pada masa kehamilan.
Karena itu, ketika hamil, ibu sebaiknya lebih menjaga kandungan dan keseimbangan tubuh. Baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik, misalnya, mengonsumsi vitamin atau gizi yang cukup. Sementara secara psikis, ibu harus mengendalikan irama emosionalnya. Jika stres atau secara psikis merasa tak seimbang, sebaiknya cepat berkonsultasi ke ahli. Dengan begitu, lahirnya bayi sulit dapat diminimalkan.
Dorong Bapak Lebih Aktif dalam Pengasuhan, Sekolah Cikal Gelar Acara 'Main Sama Bapak' Bersama Keluarga Kita dan WWF Indonesia
KOMENTAR