Tabloid-nakita.com – Ada dua cara belajar anak yang perlu orangtua tahu, berikut di antaranya:
Banyak orang dewasa menggunakan fantasi sebagai cara untuk melarikan diri dari dunia nyata. Sebaliknya, anak prasekolah menggunakan fantasi sebagai cara untuk memahami dunia nyata. Itulah salah satu cara belajar anak yang efektif.
Cara belajar menggunakan fantasi dan bermain pura-pura untuk terbenam dan menghubungkan diri dengan realitas dimana mereka akan menjadi bagian dari apa yang dia perankan. Seperti, berpura-pura menjadi ibu, ayah, nenek, guru, atau dokter.
Untuk diketahui, berpura-pura menjadi orang dewasa seperti itu memberikan perasaan akan kemampuan dan kekuasaan dalam diri anak prasekolah, mereka merasa sudah dewasa.
Jadi cara belajar dengan berkhayal, anak akan mendapatkan gambaran mengenai hal-hal apa saja/perilaku apa saja yang harus dilakukan oleh peran tertentu. Misalnya berperan menjadi ayah, anak belajar bahwa pria dewasa sebagai ayah memberi makan keluarga, menyediakan kebutuhan anak. Itu adalah tanggung jawab ayah.
Jadi dukunglah cara belajar anak ini, jangan menghalangi, apalagi melarangnya. Sebab ditakutkan kreativitas anak menjadi mandek. Ingat, jelas Sandra, pemikiran yang kreatif dan inovatif biasanya dimulai dari khayalan. “Inovasi inilah yang nantinya akan mempermudah hidup manusia.” Misal, lanjutnya, anak berkhayal “Andai tempat tidurku bisa dibersihkan dengan otomatis, Aku tidak perlu membersihkan tiap hari.” Hanya karena ini, mungkin saja di kemudian hari, ia menciptakan tempat tidur yang rapih hanya dengan menekan remote control. Sebuah cara belajar yang mengagumkan.
Cara belajar anak usia prasekolah juga dilakukan melalui dongeng/cerita. Fantasi dan khayalan dalam bentuk dongeng bisa digunakan oleh orangtua untuk menanamkan nilai-nilai sosial. Misalnya, dongeng kancil mencuri mentimun bisa dijadikan sarana untuk mengajarkan, perbuatan mencuri tidak diperbolehkan karena akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Anak prasekolah dapat belajar dengan mendengarkan cerita yang sebenarnya maupun fantasi. Cara belajar dengan membaca adalah kegiatan yang berharga, mampu menciptakan ikatan dan memberikan saat-saat spesial di antara kita dan anak. Juga mendorong keterampilan kognitif, dan bahasa anak untuk berkembang, serta membantu orangtua mengajarkan bagaimana berprilaku pada anak.
Satu lagi, ketika kita menggunakan cerita sebagai cara belajar, anak dapat belajar bagaimana memperkirakan konsekuensi, baik saat ia melakukan pilihan yang baik maupun yang buruk.
Jadi hanya dengan aktivitas sederhana ini, hubungan antara orangtua dan anak terjalin dengan erat. Ingat, jelas Sandra, dengan bercerita membuat anak-anak terbiasa bergantian (dengan orangtua) mendengar dan berbicara. “Mendengar dan berbicara adalah keahlian paling dasar dalam berkomunikasi.”
Jelas, kan, 2 cara belajar yang biasa dilakukan anak.
Gazali Solahuddin
Sandra Handayani Sutanto, M.Psi, dari Universitas Multi Media Nusantara, Gading Serpong Tangerang
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
KOMENTAR