TabloidNakita.com - Makanan dapat mudah tercemar atau kandungan gizinya berkurang. Berikut 10 pencemaran makanan buat anak:
1. Pemakaian pestisida pada sayur-sayuran, tanaman pertanian atau gudang tempat penyimpanan hasil pertanian. Pemakaian pestisida ini dapat meninggalkan sisa-sisa pada komoditi tersebut (residu pestisida).
2. Timbal (Pb) dari emisi gas pembuangan kendaraan bermotor yang menempel pada tanaman buah atau sayur dan jajanan anak yang dijual di pinggir jalan.
3. Zat-zat kimia yang terdapat pada kemasan makanan yang dikonsumsi seperti kehadiran Styrofoam yang sering digunakan orang untuk membungkus makanan. Bila berakumulasi dengan panas, senyawa kimia pada styrofoam dapat memunculkan zat yang bersifat karsinogenik yang dapat menyebabkan kanker.
4. Penggunaan zat aditif atau bahan tambahan makanan. Bahan ini umumnya diperlukan untuk menambah rasa, memberi warna, melembutkan tekstur dan mengawetkan makanan.
5. Zat penawar racun (antibiotika), hormon, dan lain sebagainya pada makanan hewan yang dimaksudkan untuk menggemukkan hewan tersebut sebelum dipotong.
6. Kandungan merkuri atau arsen pada ikan dan hewan-hewan laut lainnya yang dikonsumsi yang berasal dari laut yang tercemar merkuri atau arsen.
7. Produk pakan ternak yang tercemar dioxin yang pada akhirnya mengkontaminasi daging ayam potong seperti yang terjadi di Belgia pada bulan Mei 1999 yang diduga senyawa toksin tersebut ada dalam proses manufaktur dan akibat faktor degeneratif destruksi (pembusukan dari bahan). Pemerintah Indonesia kemudian pada 14 Juni 1990 untuk sementara melarang import makanan yang bahan dasarnya daging sapi, ayam, telur dan susu dari Belgia serta negara-negara Eropa lainnya.
8. Penggunaan zat-zat kimia pada makanan yang dimaksudkan sebagai pengawet meski dilarang penggunaannya semisal penggunaan formalin pada tahu.
9. Pencemaran yang disebabkan oleh mikrobiologi,atau keracunan akibat terkontaminasinya makanan oleh bakteri, kapang dan jamur.
10. Kerusakan bahan gizi selama proses memasak.
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
KOMENTAR